Masalahmu Itu Lahanmu, Kok bisa?

Sumber: Dokumen pribadi

Masalah itu kegelapan. Nyata dan terlihat. Samar dan terasa. Siapa tak akan lepas dari rengkuhannya.

Masalah sering buat orang lupa, lupa bahwa semua akan ada akhir. Seperti awal akan ada akhir. Menjauh bukan solusi. Mendekati juga bukan saran.

Kita bisa bersikap juga menyikapinya. Coba merenung: akan gimana nantinya kalau menyerah? Bagaimana pula kalau dihadapi?

Dua hal itu terus menghantui. Lagi-lagi butuh penyikapan. Sesuatu itu selesai karena dihadapi bukan ditangisi apalagi dihindari.

Namanya gelap butuh cahaya. Cahaya itu apa? Sikap dan tekad kuat untuk bisa menaklukannya. Atau bisa memeluknya. Luka dan perih dinikmati bukan dikutuk.

Inilah hidup. Sebuah segmen yang memerlukan kecerdasan intelektual juga emosional. Dan kamu, akankah menyerah?

Semoga tidak!

Menyerah akan membunuh kita perlahan. Coba saja jadikan lahan bagaimana seharusnya itu jadi puing amal. Menambah tiap detiknya nilai yang berguna untuk dunia dan akhirat.

Kita tak bisa terus kalah dan menyerah, karena tanpa kita sadari kita bisa mati karenanya. Mati tak selalu lepasnya ruh, mati bisa saja bermakna hilangnya semangat dan tenaga untuk terus produktif menjalani hidup.

"Kenapa masalah datang silih berganti. Dan itu, sungguh menyiksa jiwa raga."

Coba kamu ganti kata "kenapa" itu dengan kata "apa hikmah di balik itu", mungkin ada sedikit kelegaan.

Agaknya cara ini sederhana tapi sedikit orang yang mau melakukannya. Kenapa? Bisa jadi karena menganggap masalah itu lebih besar dari dirinya. Padahal dibalik masalah ada Pencipta Masalah. Kenapa tidak kembali dan mengembalikan pada-Nya? (*)

Pandeglang |  30 November 2021

Posting Komentar

0 Komentar