Seberapa Penting Harapan Itu?



Harapan itu apa? Mungkin kamu menganggap sepele hal demikian. Harapan sering dipandang sebelah mata seolah tanpa itu kita masih bisa tersenyum untuk sesekali menebar kasih pada sesama.

Pada kenyataannya, nestapa terjadi pada mereka yang tersenyum di dasar hati memendam rasa dendam. Di ulu terasa gejolak rasa perih tiada tara. Kaki melangkah tiada tujuan. Setiap helaan nafas hanya berat dan sesak terasa.

Ke mana rasa itu dialokasikan. Harapan mungkin terdengar lumrah. Justeru dari sana berjuta orang tersenyum bangga mengarungi lautan masalah.  

Pak petani yang terluka karena musim tidak mendukung, betapa banyak tanamannya hancur tak berpenghasilan. Uang, waktu, dan tenaga tercurah di sana. Rasanya tidak berlebih kalau duka menggelora di dasar jiwa.

Untungnya dia punya harapan. Mimpi yang dibangun dari rangkaian peristiwa yang dieja-nya. Semua hama yang menyerang tanamannya dijadikan objek penelitian kalangan akademisi. Di cari apa penyebabnya, kenapa terjadi, dan ditarik kesimpulan bagaimana menanggulanginya. 

Ketemulah hikmah di sana. Hikmah inilah yang dirasa ceria bagi Pak Petani karena ke depan dia bisa menghadapi serbuan hama. Dia berharap agar hasil panennya tidak gagal lagi. Segala yang menimpanya tidak selalu buruk selalu.

Harapan juga begitu dirasakan bagi mereka yang ditahan di jeruji besi. Bertahun-tahun dikurung di sana. Akses berkurang. Mimpi seolah patah. Kemerdekaan jadi ilusi. Tak jarang banyak nian yang nekat mengakhiri hidup. Tak sedikit pula yang gila dengan kenyataannya pahitnya.

Belum lagi seusai purna masalah tahanan, maka cemooh dan sindiran pedas terdengar riang di telinganya. Memang benar, tidak semua yang di kerangkeng besi itu salah. Bisa saja mereka yang korban politik atau kekuasaan. Tetapi kita tidak menutup mata bahwa rata-rata mereka yang terpenjara ialah mereka yang bermasalah.

Terjadilah kontradiksi di publik mengerucut pada kecurigaan. Kita bisa bayangkan kalau sekiranya mantan tahanan tidak memiliki harapan maka ia tidak memiliki gairah lagi. Mati mungkin menjadi pilihan.

Begitupula dalam lingkup kehidupan luas kita memerelukan semangat untuk terus bangkit. Bangun dari mimpi buruk dan terjaga dari rasa perih yang mendera. Setiap kita ingin tersungkur dikubangan ratapan, segeralah bangkit dan terus tata harapan. 

hari esok akan lebih cerah dari sekarang. (***)

Posting Komentar

0 Komentar