Puasa ke-24, Aku Tembak Hati yang Lengah


Judulnya agak sadis ya. Padahal cuma judul biasa, biar kamu tahu aku juga sadis! Buktinya, kepala ayam habis dua sama aku dimakan. Di semangkuk sup buatan Emak. Masakan Emak itu enak. Gak ada tandingannya. Tahu sebabnya? Karena Emak cuma satu di dunia ini. Kalau dua, kembar dong! Hahaha.

Ngomongin Emak, tadi di cerita katanya aku dikenal "penulis hebat". Aku bengong dong, hebat dari mana? Apa gara-gara punya blog? Atau sudah jadi kansas bahwa "orang suka nulis" bukan sembarang orang? Misalnya, mereka makan nasi tapi campur pulpen atau kertas HVS gitu? Minumnya tinta. Beda jadinya. Itu sih, ngeri ya? 

Siapa yang tak senang dipuji. Walaupun begitu, aku tersadar, betapa kata-kata Bunda dan dia amanah besar untuk diriku. Untuk tahu diri, menulis harus aku seriusi. Dari menulis harus bisa memberi nilai padaku. Tidak hanya di dunia ini, lebih nanti di alam keabadian. Terdengar klise dan idealis, tapi inilah kenyataan. 

Persinggungan menulis sudah dari Aliyah. Hanya saja kurang berkembang. Sekarang aku tengah belajar di Kelas Menulis Rumah Dunia. Aku berharap ikhtiar ini bukti aku serius dan bukan sekedar suka. Aku ingin seperti Kang Abik, Mas Gong, Tere liye, Ahmad Tohari, Buya Hamka, Pram, dll. 

Meski hariku lebih banyak di rumah-pasar, aku percaya, Allah punya takdir terhadap hamba-Nya. Tidak selalu sebesar mereka, minimal aku bangga dan merasakan berkah dari tulisanku. 

"Rahasia penulis bukanlah inspirasi, sebab tak jelas betul dari mana gerangan datangnya, melainkan kekeraskepalaannya, kesabarannya." (Koper Ayah Saya, Pidato Nobel Orhan Pamuk)

Sudah jelaskan?
**
YANG PATAH
oleh Mahyu An-nafi

hati yang payah jangan kau patahkan
dia hanya lengah
mungkin terlalu merindu
sedang kamu tak jua peka

jiwa yang lemah jangan kau cumbui
mungkin dia tengah bersedih

yang sedih jangan kau cabik
mungkin dia baru bangun
terjaga dari kepahitan hidup

oh, hati yang patah
teruslah melangkah
di sana mungkin ada secercah cahaya
untukmu kembali berjaya
**
KABAR

untukmu di sana,
kabarku baik saja
tidak dengan hatiku

hatiku terbakar rindu
aku ingin, 
mendekakmu dalam taat!

aku ingin menatapmu
seperti mentari pagi
memeluk bumi yang hangat
**
Pandeglang, 15 April 2023   22.18

Posting Komentar

0 Komentar