di Puasa 23, Aduh Macet!

Tadi aku mengantarkan Emak ke Pasar; panas lumayan, parkiran mulai meluber dan macet. Tiga itu langganan menjelang hari Lebaran. Ada kesalnya ada serunya. Serunya, hari raya sebentar lagi. Perjuangan ini akan sampai pada pucuknya. Kesal juga, macet, terus hari minggu ada tugas jurnalistik ke Rumah Dunia. Serang sana. 

Mau tidak mau harus dijalani. Kalau gak mau macet-macet nanti sulit beraktivitas. Mosok diam saja. Iya kalau tokoh besar, besar enggak kecil sih iya. Apes dah! Enak benar mereka yang kalau lewat terus kawal pakai mobil: totot-tot. Gak peduli keadaaan, terobos terus!

Sore ini pun pikiranku agak macet soalnya Si Manis nanya-nanya seputar syahwat! Apa itu syahwat, dll,. Geli sekaligus deg-degan. Takut salah. Bagaimanapun aku bukan ahlinya. Tertantang juga. Aku berpikir positif. Kalau ada orang bertanya ya jawab.

"Tidak ada pertanyaan yang salah, yang salah itu jawaban dari pertanyaan itu," begitu kata Habib Jafar merespon pertanyaan dari "Pemuda Tersesat".

Sisi lain aku pun tertawa juga takut. Takut karena aku pemuda biasa yang juga memiliki gejolak, yang sejauh ini terselamatkan oleh rahmat-Nya. Bukan berarti lama-lama akan aman. Akan ada ujian. Contohnya dengan hujan yang terus membasahi kain segumpal itu, akankah bertahan?

Ah macet, memang menjengkelkan. Lain kali kalau gak mau terkena macet harus naik pesawat terbang. Eh, apa itu ada jaminan? Gak juga sih. 
**
BASAH
oleh Mahyu An-nafi

biarkan aku basah oleh mimpi
basah oleh khayalan
basah oleh-oleh

mungkin aku harus basah
darinya akan tersadar
yang hitam itu hitam
putih tetap putih

aku takut basah
dari basah celanaku 
kotor jiwaku
gemetar imanku

aku telah basah
sekujur tubuhku dipeluk air
najis sudah
akupun takut
takut basah kuyup

dari basah tersadar
mimpi basah itu isyarat
: aku sudah dewasa!
**

Pandeglang,  14 April 2023   21.43

Posting Komentar

0 Komentar