Rindu ke Aku?

 
Sekecil penglihatan, hati. (Sumber pribadi)

Itu yang pernah kamu tanyakan, aku diam untuk mencari jawaban yang tepat. Seperti apa dan bagusnya gimana. Selebihnya tersenyum, tersenyum ingat senyummu, tersenyum ingat di mana kita dipertemukan. Hanya itu, takdir punya cerita dan saat ini aku ingi menikmatinya.

Terlalu banyak kata yang ingin kukatakan tentang rindu tapi apa itu berguna untukmu pembaca? Atau berguna untumu yang tengah tersenyum sendiri di sana? Sungguh, kadang aku berpikir-- terlalu naif dengan rasa ini. Terus menjejali dengan kata rindu padahal rindu bukan soal kata saja.

Berbicara denganmu itu keseruan, keindahan dan kenyamanan. Kalau aku merindukanmu karena kesempurnaan, aku yakin tidak benar. Kamu seperti aku juga, punya banyak kekurangan dan kelebihan. Sedikitnya kita tahu kekurangan masing-masing.

Tapi, kita menutupi itu untuk saling menghibur satu sama lain. Lagian untuk apa saja, cukup kita tahu saja kekurangan itu lalu di perbaiki. Bukan untuk dikuliti lalu diumbar sebagai ajang pamer kesempurnaan. Cinta itu menyempurnakan bukan soal penampilan apalagi kata kiasan belaka.

Kalau aku terus merindukanmu dan terus mengatakannya, memang adanya. Kadang aku malu dengan diriku, kadang juga takut. Aku dengan diriku adalah dua hal yang kadang paradoks. Seperti inginku dan kamu adalah suara hati, yang kadang ada yang berani jujur dengan rindunya dan yang membiark menguap di makan waktu.

Seperti pagi ini, aku tidak ingin menguapkan rasa rindu yang menyambut sesak di jiwa. Siapa tahu dan siapa yang hendak tahu, mungkin aku titip saja di astana penuh warna. Semangat pagi untuk yang berjuang. (***)

Pandeglang,  26 Juni 2023     07.45

Posting Komentar

0 Komentar