Kesan di Bincang Puisi bersama Mas Toto dan PPI


Pagi tadi Rumah Dunia kembali hidup dengan seminar yang menggandeng PPI (Pernyair Perempuan Indonesia). Hadir di antaranya wakil dari beberapa daerah Indonesia. Selain itu Mas Toto didapuk menjadi pembicara ditemani Mbak Kunni ketua dari PPI.

Ada hal menarik dengan tema yang diangkat yaitu: "Penyair Perempuan, Tradisi, dan Digitalisasi". Mas Toto sebagai pembicara pertama memaparkan
tentang peran perempuan. Bahwa wanita dunia yang sudah lekat baginya, karena selain lahir dari "gerbang ibu" juga kebanyakan saudara kandungnya adalah perempuan.

Pertemuan Mas Toto dengan PPI katanya pada acara temu sastrawan se-Asia tenggara di Lampung 2020. Selain itu, ada hal yang unik ketika perempuan pandai membuat puisi yakni karakter perempuan lebih kuat. Barangkali karena bahasa perasaan lebih menonjol.

Ada hal cukup horor saat Mas Toto meihat "tren dunia puisi" yang cukup mencemaskan dengan efek digitalisasi. Anak muda kita lebih suka aplikasi sejenis tiktok yang memabukkan dengan konten partisan daripada menggeluti tradisi yang melekat.
  
Ditambah minimnya pemangku kebijakan untuk menumbuhkan minat pada dunia sastra, khususnya perpuisian. Apa-apa untuk konten, demi uang belaka. Sekarang orang berlomba-lomba bukan lagi pada "ketuhanan yang Maha Esa" tapi lebih ke "keuangan yang Maha Esa"  kata sastrawan senior Taufik Ismail. Penyair itu orang yang harus memperjuangkan buah hatinya. Apapun resikonya. Buah hati itu ialah puisi.

Sedangkan Mbak Kunni selaku ketua sekaligus representatif menyampaikan siapa itu PPI dan apa yang ingin dicapainya. Lebih kepada menjelaskan visi dan misinya. Misalnya saat menyinggung kenapa "Penyair Perempuan" bukan "Perempuan Penyair", yang kata Mas Toto itu lebih pas.

Mbak Kuni beralasan karena bentuk obyek yang nanti, wanita berharap bisa menjadi inspirasi dan nyata menampilkan kekayaan bangsa,  kekayaan bahasa dan tradisinya. Di antara keuntungan menulis itu memperpanjang usia jugs mewariskan sesuatu untuk generasi nanti.

Posting Komentar

0 Komentar