![]() |
Eky di Podcast Deni Sumargo. |
Saya baru saja menonton podcast Densu bersama Eki membahas nasib yang mengharuskan ia lahir dari Ibu PSK, bapak gay dan nenek yang menjadi korban pemerkosaan. Kenyataan ini membuat ia sempat terpuruk, bagaimana lari sejauh mungkin dari kenyataan.
Eki lakukan banyak cara dan laku. Namun semua, terasa makin memberatkan jiwanya. Pada akhirnya sebagai manusia ia pun ada di titik di mana: hadapi atau menyerah. Di fase ini, ia hadapi dengan karya.
Karya itu monolog di depan khalayak agar terhibur, itulah stand up comedy. Dengan cara itu ia ceritakan rasa dan pikir anak PSK. Hal yang gelap ia curahkan untuk mengedukasi masyarakat. Kita boleh setuju atau tidak, tetapi satu hal yang perlu kita apresiasi terhadap Eky yakni pikiran positifnya.
Hitam memang tragedi di balik strata bangunan keluarganya, bisa saja karena tekanan sosial juga moral. Lepas dari itu, ia mampu berdamai dengan itu. Ya, ia punya hal kelam tapi ia punya masa cerah. Damai mengantarkan pada kepercayaan yang hilang.
Dari sekelumit cerita Eky bersama Om Densu, ada perspektif lain yang saya ambil. Dari lembah lendir pun bisa lahir mutiara. Kita tidak sedang membenarkan laku amoral itu, tetapi sisi lain ini meruntuhkan kepekaan kita yang sering sebelah mata melihat fenomena sosial.
Pelacuran termasuk bisnis gelap tertua di dunia yang semakin ke sini makin rupa strategi pasarnya. Adalah menarik apa yang dilakukan dakwah ala Gus Miftah dengan cara masuk ke klub-klub malam juga ke tempat bordir, ia tahu itu beresiko, tetapi niatnya menyentuh kesadaran mereka bahwa iman selalu ada di jiwa mereka.
Kita boleh membenci laku mereka tapi tak boleh menghakimi. Siapapun berhak untuk mendapatkan apa yang baginya membahagiakan walau mungkin terlarang. Tugas kita hanya mengingatkan dan memberi mereka pemahaman bahwa apa yang dilakukan agar punya pertanggungjawaban. Sudah sih begitu, menurut pembaca gimana? (***)
Pandeglang, 27 Juli 2023 21.25
0 Komentar
Menyapa Penulis