![]() |
Foto: sinyal yang tak pernah memahami. (Sumber: Fixabay) |
Sepulang salat subuh mata ku merasa seperti lampu dua watt, ingin tidur lagi bisa-bisa repot jadwal harian. Untuk tetap terjaga aku buka hape, terdengar notifikasi dari guru manis mengabarkan katanya sakitnya kambuh lagi.
Kontan saja aku panik, aku serbu dengan pertanyaan. "Baik-baik aja adek mah, alhamdulillah." Jawabnya.
"Serius," tanyaku belum yakin.
Katanya serius, aku pun bertanya hal lainnya. Sempat pula aku bertanya tentang kunjungan UAS ke Madura, apakah melewati kampungnya? Ceklis satu. Tiba-tiba rasaku jadi sebal. Sebal kenapa offline di saat aku bertanya dan ingin memastikan keadaanya.
Dari sini aku belajar bahwa tak semua prasangka itu baik dan dibolehkan. Itu lah Al-Quran menyebut 'ba'do dzonni ismu', sebagian dari prasangka itu dosa. Secara tidak sadar ini membuat awal hariku agak mendung.
Aku tahu di jam itu, kalau tengah bantu-bantu Ibu atau mungkin balas dendam di pulau kapuk karena malamnya habis terjaga oleh rasa sakit di lambungnya. aku paham itu, tapi kalau pikiran kacau yang ada prasangka buruk terbang ke mana-mana.
"Pokoknya, sampai siang atau sore gak bakal online. Biar fokus nulis dan baca aja," hatiku berontak begitu.
Mungkin ini balasan yang tepat. Eh, sekitar jam 7 aku ingat Bu Guru, biasanya jam segini ia berangkat mengajar. Gak adil juga menghukumi apa yang ia tidak sadar. Bisa saja ini prasangka.
Pas aku mengantar bapak ke Pasar ingat ia, aduh, kok gak nyaman gini. Setelah online, chat berhamburan datang. Ternyata, beberapa menit sebelum offline tadi subuh ia langsung balas.
Senang saat ini ia tengah online. Ia menunggu aku di sana, di jam segini kami terbiasa saling memberi semangat. Hafal benar jam-jam melepas rindu itu.
"Oh, itu yang di samping UAS Ami (paman) dari pihak bapak," balasnya sesudah subuh.
Aku jadi tertampar, malu sendiri. Aku menuduh ia tak sopan off duluan, nyatanya gara-gara sinyal yang kurang bersahabat. Serius, aku merasa berdosa sekali, mau memberi tahu ia bahwa aku sudah sebal karena salah paham, aku malu. Lagian takut menganggu keceriaan ia mengajar.
Dari sini aku belajar bahwa tak semua prasangka itu baik dan dibolehkan. Itu lah Al-Quran menyebut 'ba'do dzonni ismu', sebagian dari prasangka itu dosa. Secara tidak sadar ini membuat awal hariku agak mendung.
Sekali lagi, bukan karena salah Bu Guru, tetapi gara-gara sinyal yang tidak bijak aku sikapi. Eh, jadinya timbul prasangka. Waspada ternyata tidak hanya pada musuh, bisa juga harus pada diri sendiri yang kerapkali aku abaikan. Maaf ya, Bu Guru! (***)
Pandeglang, 4 Juli 2023 11.12
0 Komentar
Menyapa Penulis