Jangan Berhenti

 

Jangan berhenti untuk belajar. (Sumber: Pixabay)

Semua masalah yang terjadi membuat kita jengkel sekaligus marah. Ada banyak kemangkelan di hati, sayangnya tak mampu diungkapkan. Kejengkelan lebih baik dipendam pada akhirnya membuat hari tiada semangat dan berat sekali untuk tersenyum. Kita ingin lari. Kita ingin melepaskan semuanya.

Barang kali dengan begitu akan baik-baik saja. Cerita dulu saat kita belum punya masalah sebesar ini rasanya ingin kembali, tapi ini hidup yang tak punya roda pasti kapan berputarnya.

"Dia bikin ulah lagi," kata sepupu sepulang dari kantor.

"Hem."

"Kok mau nanggapi lagi?"

"Cinta, mungkin."

"Hehe, klise!"

"Terus aku bagaimana? Kalau depan dia, kalau gak jengkel pasti marah. Sisi lain aku ingin selalu dekat dia. Aku bingung dengan inginku, mau jauh rindu mau dekat kadang serba salah."

"Yee, segitunya. Hihi. Aku tidak sepengalman kamu, tapi barangkali yang bisa mendinginkan keadaan seperti itu adalah tidak pura-pura."

"Pura-pura katamu?"

"Atuh iya apa lagi? Apa yang kamu alami itu kebosanan dan itu normal. Masalahnya adalah, apa kalian mampu menyikapi kenormalan ini?"

"Maksudnya apa sih?"

"Baik, aku jelaskan. Apa kamu sering chat atau telpon?"

"Sering chat-an."

"Tiap hari pastinya. Biasanya, hanya satu orang yang paling aktif bertanya. Di fase ini, ada yang bosan bertanya dan ada yang menunggu bertanya, lama-lama kok kayak wawancara."

"Terus solusinya."

"Puasa komunikasi atau sama-sama terbuka lagi, jangan pura-pura kalau tidak nyaman, jangan menyembunyikan kalau dia memang berarti untukmu."

"Tapi..."

"Tidak ada tapi, jangan cari siapa yang salah karena itu bukan solusi. Apa yang kamu cemaskan barangkali hanya ada di kepalamu, di kepalanya mungkin biasa saja. Hidup soal kenyamanan, buat dia nyaman dan kamu nyaman."

"Terus?"

"Terus aku mau mandi, sudah ya. Haha."

"Ikh, tumben mandi!"

"Hihi, ya gaya doang sih. Haha." []

Pandeglang, 9 Agustus 2023   08.05


Posting Komentar

0 Komentar