Tidak Peduli Orang

Foto: tidak ingin peduli ke orang. (Sumber: Pixabay) 

"Zaman sekarang mah, kita harus belajar tidak peduli pada orang," kata senior di Rumah Dunia.

"Iya lah, dikasih hati minta jantung orang sekarang mah," ujar yang lain.

"Justeru ya," sambung senior lain, "kita harus curiga kalau orang baru kenal tapi baik, begitu kata Mas Toto."

Saya ingin menimpali dan menyanggah omongan di atas bahwa apa yang dikatakan kurang tepat. Banyak orang mungkin kurang ramah kepada kita. Kurang sopan dan lepas dari nilai yang mendasar. Itu seperti pembenaran kalau bebas saja kita menbalas keburukan dengan keburukan lagi.

Bagi saya, itu kurang tepat. Kalau orang berbuat tidak baik ke kita, ya sudah kita respon apa adanya saja. Maksud apa adanya tidak harus kit balas seperti yang ia lakukan ke kita. Sedikitnya kita diam atau bicara secukupnya, bukan balik menyakiti dengan sikap dan kata-kata kita lagi.

Zaman boleh rusak, kondisi sekitar boleh tak senyaman dulu tetapi kita jangan terbawa. Bukankah hidup tentang pilihan ya, kita berdaulat memilih mana jalan lurus dan mana bengkok, mana jalan berlubang dan jalan mulus, dan di mana kita nyaaman berteduh. 

Memang tidak mudah, percayalah, hanya orang pilihan yang mau memilih serta tak ingin menyerah dengan keadaan. Mereka mau menyikapi lingkungan dengan arif. Sakit memang dicemooh saat kita baru bangun dari mimpi buruk, tetapi lebih sakit mana, kita rajin memcemooh orang, eh hati kita yang paling kosong? Cuax!

Sayang, itu tidak mampu aku katakan. Selain aku kalah senior, mungkin karena tak mau debat dengan urusan orang. Kalau orang punya sikap tertentu dengan ruang dan sistem sosial, ya sudah. Tidak semua orang suka dengan kata-kata kita dan mau mendengarkan, ya mending menulis.  

Kata Habib Ja'far ke Mbak Sujewo tejo, "Orang besar (suka) ngomongin ide, sedangkan orang kecil (suka) ngomongin orang lain." Gak pake, cuax ya! Hihi. (***)

Pandeglang, 7 Agustus 2023    07.25

Posting Komentar

0 Komentar