Kalisa Si Ratu Lebah

Kalisa nama Puteri Lebah Itu. (Sumber: Pixabay.com)

Penulis : Ayat al-Husna
Editor : Mahyu An-nafi

Pada suatu hari, ada seorang ratu yang bijaksana. Dia seorang lebah madu. Dia juga baik hati.  

Dia sedang mengandung bayi. Sekarang waktunya menetas telurnya. Ternyata isinya perempuan. Dia adalah seorang putri yang cantik.

"Wah cantik sekali," kata pelayannya.

"Akan ku beri nama Kalisa," kata ratu sambil tersenyum manis.

Beberapa tahun kemudian Kalisa tumbuh sehat. Ratu sangat senang dan gembira, "wah, senang sekali," kata sang Ratu di depan pintu Istana melihat buah hatinya berlari-lari di taman mungilnya.
 
Pada  suatu waktu, ratu pun sakit. Tuan Putri sangat cemas karena dia takut, dia akan ditinggalkan oleh ibunya.

"Jangan takut putri, ratu akan baik-baik saja," kata sang pelayan.

"Benar juga sih," kata  sang putri berusaha tersenyum.

Beberapa hari kemudian, apa yang ditakutkan Putri terjadi. Tuan ratu pun meninggal dunia.

''Kan, benar ibuku meninggal!'' Putri berteriak sambil menangis. Sungguh, hatinya terluka. Pikirannya gelap.
  
''Maaf kan kami putri,'' kata pelayannya sambil menunduk, ''aku akan memaaf kan kalian,'' kata sang putri sambil mengusap air matanya deras membasah wajah manisnya.

Beberapa tahun kemudian kalisa pun sudah besar. Kalisa tidak ingin terus terpenjara dalam kesedihan. Bagaimana pun hidup harus terus dijalani. Dia memang sedih dan terluka, tapi kita tidak bisa mengatur takdir kan?
 
Orang-orang mengatakan bahwa kalisa sangat
cantik. Ada beberapa lebah madu yang  melamarnya tapi dia tidak mau. Dia ingin tetap belajar. Menjadi Ratu yang bijak dan pintar agar kelak rakyatnya bahagia dan sejahtera. Nanti juga jodoh ada waktunya.

Hingga akhirnya hari kemudian, dia dipaksa untuk menikah, ''Tapi apa kan dia jahat,'' tanya sang putri.

''Tidak. Dia baik,'' kata sang pelayan.

Putri belum mau, baginya laki-laki itu jahat. Tapi akhirnya putri menikah karena bagaimana pun kerajaan butuh raja. Harus ada pemimpin setelah Tuan Ratu meninggal yang selama ini dipegang orang kepercayaan ibunya.

Pesta pernikahan putri pun di adakan dengan meriah. Tujuh hari tujuh malam. Ternyata Putri salah. Laki-laki itu ternyata Pengeran baik hati dan lembut. Akhirnya   putri pun hidup bahagia.
**
Sekian dari cerita saya, mohon maaf atas kurang dari Ayat si Anak bungsu Emak. Sebanyak-banyaknya pokoknya. Wassalam. (*)
  
Senin,  23 Oktober 2023

Profil penulis :
Ayat al-husna namanya. Sekolah di SDN Cipatik, Setra Jaya. Kelas 4.  Usianya 9 tahun. Lahir 2 Januari  2014, saat petasan memenuhi langit kampungnya. Suatu saat ia ingin mondok agar menjadi guru yang berprestasi, ustazah yang manfaat dan penulis yang barakah ilmunya.

Posting Komentar

0 Komentar