Di tabir kebingungan

 

pixabay.com

Aku bingung dan memang sedang bingung. Aku lelah dan sedang lelah. Aku kesal dan merasa lelah. Aku ini apa, sebutir jiwa di antara jutaan jiwa yang merasa tak ada guna; dosa dan dosa yang menumpuk pada yang Maha Kuasa.

Aku ingin menjerit seperti burung pipit di keheningan senja. Aku ingin seperti dua sayap burung Elang yang mengitari setengah bumi dengan percaya. Tapi aku manusia juga, yang punya daya dan tak ada daya apa-apa tanpa izin-Nya.

Tapi aku bingung, menafsirkan apa yang aku alami dan aku lihat. Aku pikir mereka tahu, semua salah, mereka tidak tahu dan pada akhirnya jadi pisau tajam yang mengiris inginku. Mematahkan harapku. Membunuh setengah semangatku.

Aku ingin memetakannya dalam sejarah hidupku. Meski sederhana, meski tak ada yang tahu dan mau tahu, aku merasa perlu tahu.

Rasaku memang terkoyak, terasa teraduk oleh tanya dan sangka. Aku seperti berjalan di antara kerikil, menyatu dengan angan dan asa. Mengeja nama-nama di antara asma Tuhan. 

Ya, aku lemah. 

Tuhanku yang Maha baik, hamba sering bingung dengan takdir yang tak hamba pahami. Hamba mengejanya, hamba ingin tahu rahasia, tapi semakin hamba cari yang ada semakin ketidaktahuan.

Tuhan Pemilik Semesta, hari ini hamba merasa seperti memegang bara di antara senyum dan di antara pujian. Hamba menerka, pada akhirnya salah, ya salah dengan semua kesimpulan itu.

Tuhan yang Maha Cinta, bila takdir terbaik bersama dia, maka mudahkan tapi jika semuanya hanya titik menyakitkan pada jurang nestapa, hamba yang lemah bersujud pada-Mu dengan kerendahan diri: Mudahkan apa yang Engkau tahu dan bantu hamba kuat dengan apa pun yang tak hamba pahami.

_______

semoga bingungmu

tidak dengan luka

yang kau tanya dengan nestapa

sekali-kali hanya pinta

yang kau daraskan

di kesunyian.


Pandeglang, 16 November 2024   18.01




Posting Komentar

0 Komentar