Sumber: Kompas.com |
Menjadi dewasa itu pilihan. Bukan karena usia, bukan pula karena pengalaman. Dewasa ialah proses kamu belajar, terus dan terus.
Menjadi dewasa itu tidak mudah. Karena berapa banyak orang yang kalah, menyerah karena bertubi-tubi gagal menerjemahkan proses kedewasaan itu. Mereka memilih kalah karena baginya dewasa itu segenggam rasa pahit.
Dewasa itu tidak selulu ingin dipahami, ingin dimanja dan ingin diberi apa yang di mau. Kamu berpikir, kenapa banyak orang tidak memahami pikiranmu. Justeru kamu gagal bertanya balik, kenapa kamu tidak mampu memahami orang lain pula.
Di sini perlunya menggali, dewasa itu pilihan yang kamu cari dan pelajari untuk bisa memaknai kehidupan ini.
Hidup itu cuma satu, tapi proses menyikapi kehidupan tidak selalu sama. Kenapa harus disamakan dengan kehidupan orang?
Mungkin kamu tengah merasa sendiri, terpuruk dan terluka. Membuat harimu jadi sekumpulan sesal, jengkel dan melelahkan. Sedangkan kehidupan orang, di matamu selalu sempurna. Tak ada cua dan cela.
Kamu ingin seperti mereka, entahlah orang, apa ingin seperti kamu?
Kenapa sih kita ingin seperti orang, kalau orang lain tak ingin seperti kita? Kenapa harus sibuk dengan pikiran sendiri, padahal hidup tidak soal kesendirian saja. Kita berpikir--terus dan terusan---soal diri kita, tapi tak pernahkan memikirkan orang?
Ya, di luar sana, ada banyak yang lebih menderita dari kamu. Ada yang lebih sakit darimu. Ada yang lebih miskin dan sangat bodoh. Tiap hari bergumul dengan kelaparan, kedinginan dan segenggam kehampaan.
Tapi, apakah kamu tahu, mereka masih punya harapan?
Harapan kelak akan bahagia. Menjalani kegetiran dengan sikap dewasa. Memahami jalan hidup bukan dengan keluhan tapi menerima. Mau memahami apa yang dialami selama ini.
katamu hidup tak bahagia. kamu lupa, hidupmu lebih bahagia daripada mereka yang kini diambang kematian bergelut dengan kenyataan pahit. Bom meletus kapan saja. peluru bisa menyasar ke siapa saja. tak ada jaminan keamanan. Itulah susana konflik di Palestina!
Apa yang kamu dapatkan kalau dewasa?
Berpikir matang dan mampu mandiri. Karena itu dirimu dan bahagia. Tak selalu kamu temukan di luar tapi di jiwamu. Di bangun dari pencarian, proses dan penggalian makna. Sudahkah kamu dewasa? (***)
0 Komentar
Menyapa Penulis