sumber Tribunnews.com |
Aku kangen, katamu di pagi ini menyampaikan. Sinar mentari yang hangat dengan udara menyempurnakan. Seolah itu tanda semesta memahami itu.
Bicara kangen di udara hangat itu artinya apa?
Mungkin luapan rasa yang tersembunyi mulai menguar ke luar. Semakin dipendam dan disembunyikan seperti ada bara api yang membakar. Itu sungguh menyiksa!
Tapi pagi ini hari Rabu Wakasan, penutup rabu di bulan safar. Sudah jadi kebiasaan di kami kalau Rabu Wakasan dimaknai lebaran ketupat. Tiap warga membawa ketupat di Masjid.
Baca Ini: Ini Penjelasan Hukum Rabu Wakasan
Di masjid sama-sama berdoa dan mendoakan meminta perlindungan dari bala' dan sejenisnya. Sebagian Ulama meyakini, di malam ini Allah menurunkan 3000 penyakit ke alam dunia. Maka di antara bentuk ikhtiar "menolak bala" itu adalah dengan silaturahmi dan sedekah.
Dalam konteks ini, berkumpulnya di Masjid itu silaturahmi dan membawa ketupat itu bentuk sedekah. Demikian ulama menafsirkan upaya untuk meminta perlindungan. Kami sebagai generasi penerus berusaha memelihara tradisi dan kebudayaan ini.
***
Ada hal menarik kalau menggabungkan kangen di Rabu Wakasan ini, yakni kangen itu rasa seperti pula tradisi juga implementasi rasa. Namanya rasa, bisa baik juga buruk tergantung kita mengarahnya.
Kalau kamu kangen, apa aku boleh juga kangen? (**)
Setrajaya, 20/8/2025 08.36
0 Komentar
Menyapa Penulis