tiga hari tanpa tawa

Hai, apa kabar kamu di sana. Ya kamu yang sama denganku tengah pura-pura menahan rindu dengan ego yang membelit. Pura-pura tak peduli dengan harap diperbesar. 

Hai, sudah tiga hari tak ada sapa di antara kita. Tak ada canda menerangi raga kita. Tak ada cakap mewarnai whatshapp kita. Semua hening dalam nyanyian sunyi di musim hujan.

Aku ingin menyapamu, tapi takut mengganggu. Aku menunggu chat-mu tak kunjung ada kabar. Padahal menanti dengan gelombang rindu memuncak itu menyesakkan jiwa. Menyakitkan rasa. Memukul ruang ceria. Lucunya itu amat menakjubkan.

Kira-kira aku harus apa dengan rasa ini, sedang kamu tahu tiga hari bukam sebentar untukku menerima. Hanya 3×24 jam aku jujulampitan menahan rasa yang menyiksa jiwa raga.

Ya Allah, ini sungguh menyesakkan...

Ya Allah, maafkan hamba yang belum bisa menahan rasa ini. Rasa ini telah memeluk rasa dan menghujam jiwa. Hamba tahu ada dosa-dosa tak terasa akan hal ini, namun kuatkan raga hamba agar tetap di jalanMu.

Ya Allah, hamba harapkan segera pertemukan di akad barakah bila itu yang terbaik bagi kami. Hamba takut terlalu jauh hanyut di lautan rasa sehingga rasa ini hilang dalam aturan syariat-Mu.

Ya Allah, hamba takut jiwa ini sengsara karena cinta hingga lupa pada cinta yang hakiki. Cinta yang mengantarkan hamba pada ridha-Mu. Cinta yang memberi pahala pada tatapan, rindu, dan malam yang menemani bersimpuh di hadap-Mu.

Ya Allah, hanya padaMu berharap dan hanya padaMu mengharap. Pertemukan kami dengan cara-Mu. Mudahkan jalan kamu sesuai izin-Mu. Ridha-Mu. Rahmat-Mu.

Ya dzal jalalil wal ikram mitsna ala dinil islam.. istajib du'ana ya allah. Aamien. []

Pandeglang,   24/3/21    13:30

Posting Komentar

0 Komentar