Apakah (tetap) Menarik Berita Beralih Keyakinan Lukman Sardi

Kabar ini kembali mencuat dan populer dibicarakan media online. Keputusan Lukman Sardi untuk hijrah dari agama yang telah lama direngkulnya. Perlu teman ketahui, Lukman itu aktris yang sering nongol di layar kaca, dia anak seorang musikalis ternama.

Yang ingin saya pertanyakan: apa berita ini menarik? 

Setahu saya, kabar masuk Kristen-nya Lukman sudah lama terdengar, tepatnya setelah dia memerankan film dari tokoh KH. Ahmad Dahlan. Banyak yang kecewa, tenyata tokoh utama pembaharu itu diperankan oleh orang yang belum matang keislamannya. Tapi mau gimana itu hak individu yang diberi ruang UU.

Perlu dicatat, yang resah itu mereka yang belum tahu kondisi paradoks rumah tangga Lukman. Bagi saya dan kebanyakan yang tahu, kabar ini biasa. Setidaknya ada dua alasan kenapa saya berani  berkata begitu.

Pertama, istri Lukman bukan muslim. Dalam satu rumah itu ada dua keyakinan dan ini sudah biasa kita lihat dari kebiasaan para publik figur yang kurang memperhatikan faktor agama. Mereka memilih cinta dari apa yang diyakini.

Tak masalah memang di awal, tapi akan jadi konflik biasanya terkait kebimbangan anak atau tarik ulur keyakinan tetap dari pasutri itu. Kalau tidak istrinya masuk agama suaminya, ya paling suaminya masuk ke agama istrinya. Banyak kasus terjadi dan Lukman hanya bagian dari lanjutannya lagi.

Kedua, dunia selebriti penuh sensasi. Kita tak lupa ini, karena tanpa citra artis bukan siapa-siapa. Tanpa sensasi ya hanya sepi. Dunia mereka penuh retorika dan lux, tapi sisi lain hanya gambaran dari kerapuhan jiwa.

Faktor keyakinan hanya jadi formalitas, hanya sedikit yang serius mendalaminya. Pernikahan beda agama sendiri sering terjadi. Ada banyak motifnya. Pada hasilnya banyak yang bubar karena faktor ketidaknyamanan. Tahu sendiri dunia artis itu bebas dan narsis, kadang ujungnya miris. Entah sudah berapa kali selebriti terciduk Polisi karena mengkonsumsi narkoba dan sejenisnya. Itu sebuah bukti bahwa ada kerapuham jiwa di sana dan memang wajar dangan budaya hedons yang amat merajlela.

Maka kata saya, apa berita ini masih menarik dan relevan dibicarakan masa? Kalau boleh curiga, apa ini ada indikasi media massa banyak yang main mata dengan kepentingan tertentu? Misalnya demi kebebasan yang berbau abai dengan nilai juga ajaran agama. Pada dasarnya semua agama sama-sama tidak mengajarkan untuk pindah agama, apalagi demi nilai semu tanpa esensi apa-apa. Wallahu a'lam. (*)

Pandeglang, 30/7/21

Posting Komentar

0 Komentar