Seharusnya Biasa Agar Terbisa

Arus pemikiran mengajarkan banyak hal kepada saya, betapa kita ada di bumi yang penuh perbedaan. Baik nyata dan memang sublmit dikata. Perbedaan dalam bentuknya memang ada. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. 

Saya selalu tertarik membaca hal yang berbeda meski secara pribadi belum mampu menjalani perbedaan itu dengan baik. Ketika orang geger dengan "isu PKI", saya sudah khatam membaca buku terkait itu dari ragam sudut pandang. Jadi saya punya prediksi dan perkiraan kenapa isu PKI mencuat. Untuk itu saya merasa tidak disetir opini publik yang mencekam, dan entah dari mana asalnya.

Terkait paham transional pun ikut menggali dari dua sudut pro-kontra. Karena di sana saya menemukan kejujuran, baik dari yang setara atau yang hanya sensasi saja. Kadang menjemukan tapi itu harus dilakukan agar bisa mengukur sejauh mana pisau kebenarannya. 

Sebenarnya juga cara agar terbiasa dengan perbedaan. Biasa jadinya terbiasa. Biar tahu mana yang sikapnya baik dan mana yang hanya dibuat baik-baik. Tak akan tahu kalau tak menjalani. Begitu sih. (*)

Pandeglang,  1/8/21

Mahyu an-Nafi

Posting Komentar

0 Komentar