Agustus Bulan Sejarah

Dua tahun ini peristiwa kemerdekaan di Istana dirayakan secara simbolis dan pastinya secara formil. Kita paham tak lain karena pandemik Covid-19 masih mencengkram dan meneror ruang sosal. Mau bagaimana, ini sudah jadi distorsi sejarah di abad modern. 

Apa dengan begini bisa meruntuhkan nasionalisme warga negara? Tergantung bagaimana usaha warga memahami dan menyelami perjuangan pahlawan bangsa. Sejarah bangsa yang ada apa digali, dicari, dan direnungkan maknanya. 

Perayaan HUT RI sejatinya hanya pembaharuan dan penyegaran akan kecintaan rasa cinta negara. Upaya agar kita menjaga dan mau merawat, walau pada kenyataan banyak paradoks terlihat. Sekalipun dua tahun ini tak bisa dirayakan, tak usah jad kesedihan. Terpenting adalah penghayatan pada kondisi bangsa dan bagaimana melakukan hal positif turut berkontribusi.

Semangat nasionalis dan persatuan yang kudu dipelihra agar kita tahu apa yang bisa dilakukan sebagai manifetasi kecintaan. Bukan hanya rutinitas 17-an tanpa ada esensi apa-apa. (*)

Posting Komentar

0 Komentar