Dua Sejoli

Kagum sekaligus terharu dengan dua sejoli tadi. Kehidupan yang sederhana dan nampak keduanya bisa memahami keadaan. Laki-laki itu Santri, sosok yang saya kenal di pasar, entah sebuah kebetulan dia sepondok dengan saudara jauh. Saya tahu pas menghadiri perpisahan atau tafarukkan di Pondok Ulil Albab Seuat, Serang. 

Kini dia sudah menikah, itu terlihat dari kebersamaan yang dipertontonkan. Kapan jelasnya dan bagaimana kebenarannya, saya tidak tahu. Tapi bahagia melihatnya. Hati saya tersentuh. Mungkin nanti saya pun begitu, atau lebih romantis lagi. Entah waktu menggambarakannya bagaimana.

Lantas saya ingat Emak di rumah. Ngapain coba? Hanya ingat saja, apa berpikir seperti ini berlebihan. Jadi malu sendiri. Perjuangan saja belum berari tapi pikiran mengembara ke mana-mana.

Lama-lama saya jadi ingat Ahmad Wahib dan Soe Hok Gie, sedang apa di kuburan sana? Apa tengah menikmati buah yang manis atas dedikasinya? Dua tokoh itu telah memancing saya untuk tidak bosan berjuang. Jangan  lihat hasil, tapi jalani dan ikhlaskan langkah. 

Posting Komentar

0 Komentar