Surat Pengaharapan

Selasa, 3 Agustus 2021
-
Dear Andini 
   di 
       Sana

Asalamu'alalkum wr. Wb.

Kamu sehatkah di sana? Terbesit harap dalam kesunyian malam, entah kenapa ingin menulismu di sini, di tubir penantian. Dalam jelaga yang memudarkan harap aku pikir memang wajar bisa maklumi.

Andin, sungguh sebuah anugerah kita kembali dipertemukan. Tentu bukan sebuah kebetulan. Kamu yang kini jauh lebih ... dewasa lagi anggun. Maafkan aku, tak bisa lama-lama bincang. Ingin sih lama, tapi ada hal yang harus aku selesaikan. Lama sekali pisahkan kita. Tahu-tahu di toko dirgantara kita menyemai canda dan senyum.

Tahu tidak, aku tadi speacless! Kaget tak karuan. Serius itu kamu. Aku juga sempat ingin tertawa melihat respon kamu yang bengong dan kayak gimana itu wajahnya. Tetapi aku tahan, takut menyinggung perasaanmu. Aku takut kamu pergi, pergi lebih jauh lagi. Dan aku takut tak bisa menjemputnya.

Andin, dengan pertemuan itu seharusnya sikap kita bagaimana? Apa kita cukup menunggu saja? Apa kita harus merespon cepat? Kadang aku takut jauh darimu. Sering juga takut dengan resiko yang akan kita jalani. Apa kita harus menseriusi semuamya?





Posting Komentar

0 Komentar