Parah! Kematian Kok Jadi Konten

Miris sekali, saat duka menyapa bukannya turut simpati akan tragedi wafatnya artis Vanessia dan suaminya. Memberi semangat orang terdekatnya yang mencin tainya. Terutama anak semata wayangnya, pasti butuh belaian dari sosok yang mencintainya.

Alm. Uje


Aneh atau mungkin ini fenomena ya, sementara kita ada yang suka cita. Ada yang terus mempergunjingkan dosa lamanya, ada yang aktif membuat konten terkaitnya, ada yang coba berkomunikasi dengah "ruh" artis cantik itu, ada juga yang mengaitkan tragedi berdarah dengan hal di luar nalar sehat.

Bukankah ia sudah pergi dan sudah kembali pada-Nya. Di hari mulia, bersama orang tercintanya, dalam momen yang semoga baik. Sudah itu saja, kenapa kita harus sibuk menggali apa yang ia tak sukai?

Tak bisakah sedikit saja membuka nurani dan membayangkan: bagaimana kalau saya ada di posisinya. Akankah kuat dan terima dengan apa yang saat ini terus diperbincangkan?

Kematian ialah kematian. Akan menyapa siapa yang dikehendaki. Tak kenal usia, siapa, dan di mana. Mati itu haq. Cukup jadikan pelajaran apa yang di alami dari semasa hidup jenazah.

Kita bukan Tuhan yang berhak mengakimi nasib dan dosanya, biarkan ia mempertanggung jawabannya. Jangan terus merasa diri paling benar, kalau orang benar akan tahu sikapannya harus bagaimana.

Sampai di sini, seharusnya menyadari cepat atau lambat diri kita akan menyusul ke sana. Entah bagaimana akhirnya. Akankah akhir baik atau buruk? Akankah wajah ceria Izrail menyapa atau sebaliknya amat menakutkan sampai langit menjerit menyaksikan?

Kita tidak tahu dan untuk itu, mari perbaiki diri. Kita doakan siapa yang telah mendahului. Jadikan pelajaran masa yang telah dilewati. Wallahu 'alam. (*)



Posting Komentar

2 Komentar

  1. Yaa inilah dampak dari tekhnologi, semuanya ia lakukan atas dasar haknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi ya, tapi ttep kan perlu perhatikan sikap. Maksih kenan singgah 🙏

      Hapus

Menyapa Penulis