Harga Gila Kopi Tahun Ini (?)

Dokumen pribadi
--

Eddas!!!

Begitu kesan saya setelah mengalami lonjakan harga kopi makin gila. Hampir tiap pekan dikejutkan dengan harga baru, dan ini sungguh fantastis!

Satu bulan ini saja sudah Rp.25.000-30.000 kocek dikeluarkan per kilo. Tinggal kali sepuluh kilo, wew, biaya belanja membengkak tak seiring dengan daya jual di pasar yang kering merontok. 

Daya beli dan jual belum sinkron pasti menjadi perhatian kami pedagang karena imbasnya lebih sakit dari diputuskan mantan. Mantan bisa kembali, terkadang mudah. Tetapi mengoptimalkan harga pasar sering jadi bahan PHP. 

Sakiiiit! 

Bukan kata saya loh murni kata siapa yang mengalami. Kalau tak percaya, silakkan survei dengan menanyakan pada siapa yang kena krisis di masa pandemik ini.

Prinsip yang saya buat terkait majunya kopi lokal ikut terhambat. Tahu kenapa? Ingin banyak, eh terjegal kenyataan pahit. Sepahit ditinggal dia yang memilih orang lain karena lebih tajir.

Ya Allah, ternyata di balik pahitnya kopi ada yang lebih pahit!

Dan kalian yang menertawakan ya?! 

Oke, don't worry. Kita masuk ke pembahasan lagi. Lanjut lagi harga kopi yang menculas perlu kiranya ada upaya elemen pemerintah memberi keterangan. Kalau bisa mengontrol agar tidak ada kepanikan di masyarakat. 

Tak hanya enak bagi pemilik modal besar, pemilik modal pas-pasan perlu diberi perhatian demi stabilnya harga dan perekonomian. 

Kalau tak ada upaya, ya istilah ini relevan: yang miskin makin miskin, yang kaya makin kaya. Yang kecil makin kecil, yang besar makin besar.

Mudah-mudahan tak ada dusta di antara kita, ya? (*)

Posting Komentar

0 Komentar