Rumus Berhasil: Harus Gagal, Perlu Gagal dan Pasti Ada Gagal

Ilustrasi di ambil dari internet
---
Kamu pernah gagal dan ingin menyerah atas langkah kamu yang dipilih?

Menyerah atas rasa keki dan sesal menumpuk sembari meneriakkan kata: kok gagal mulu ya?!

Sialnya di sana pasukan usil sudah menyiapkan rentetan kata untuk menghujanji kamu dengan aneka kata cemooh.

Waw, dunia terasa runtuh pastinya. Pengen nangis. Menjerit layak diteriakkan. Tak ada lagi tenaga untuk tegak menghadapi kenyataan.

Kok bisa?

Tentu bisa. Pasalnya, terus menerus kegagalan menghampiri. Menyapa dalam harian. Kian hari ada saja cela atas pilihan terbaik. Terkapar dan kalah sebagian orang lakukan.

Akan tetapi, kok judul di atas mengatakan gagal itu rumus keberhasilan. Rumus di mana? Situ sehat Mas Bro? Begitu mungkin yang akan terdengar.

Ada baiknya kamu baca tulisan ini dengan seksama. Ambil kursi. Silakan duduk. Siapkan secangkir kopi hitam mengepul. Tenang saja kami menyediakan produk kopi alami: berkah jempol. Kontek japri aja. 

Loh, loh, kok promosi?!

Sorry sekalian gratisan! Haha.

Mari aku ceritakan satu penemu pijar lampu dari negeri maju sana. 

Ada yang tahu?!
____
Dikutip dari Tribun News, tokoh itu namanya Thomas Alva Edison lahir di Milan, Ohio, Amerika Serikat, pada 11 Februari 1847.

Edison tidak pernah menyelesaikan pendidikan resmi di sekolah.

Ia hanya sempat bersekolah selama tiga bulan dan Edison diajarkan oleh ibunya di rumah.

Walaupun tidak mengikuti pendidikan formal tetapi Edison memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.

___________

Bahkan nih, dari buku yang aku baca alasan kenapa Edison dikeluarkan dari sekolah, padahal baru tiga bulan karena anak itu daya intelektualnya lemah. 

Kalah jauh macam temannya. Parahnya lagi kemiskinan menjerat keluarganya. 

Di usia yang merah lagi. Mau tidak mau dengan derai tangis dan semangat menerima akan takdir pahit tersebut, ibunya tidak menyerah. Pijar cinta menyinari harinya.

Perlu kamu tahu, proses menemukan lampu pijar tak semudah makan baso kurang pedas tinggal menciduk sambal yang huh-hah.

Seribu kali gagal sampai meluluhlantakan semangat timnya. Akan tetapi Edison selalu berkata: oh bagus gagal. Kita bisa belajar dan tidak akan mengulangi gagal itu lagi.

Dunia tidak menutup nama harumnya. Tuhan adil dengan usaha hamba-Nya. Kerja keras, dedikasi mengantarkan putra Ohio ke puncak keberhasilan. Dari usia 10 tahun sampai masa tuanya. Lebih ratusan hak paten penemuan disematkan padanya.

Masya Allah sekali. Lantas kamu!?

Siapa menerima rumus berhasil: harus gagal, perlu gagal, dan pasti gagal. Hasilnya: berhasil. Atau, sukses permanen.

Tapi kok saya udah gitu, tetap aja gak berhasil dan gagal mulu. Teori bo'ong nih.

Tunggu dulu, ada dua hal aku catat dari kata-katamu.

Pertama, jangan bilang gak berhasil dan tidak berhasil. 

Kamu tahu kenapa? Itu akan membunuh semangatmu. Tak akan membentuk harap. Menutup pintu percaya.

Coba kata 'gak atau tidak' rubah ke kata 'belum'. Terdengar kata: belum berhasil.

Dengan begitu ada terus semangat juga harapan terbangun. Gagal akan terus bangkit lagi. Semacam kamu akan berjalan ke alun-alun Pandeglang, di tengah jalan kendaraanmu betus ban.

Apa perjalalan kamu gagal karena betus itu?

Tentu saja tidak. Betus itu hanya batu ujian untuk mengisi juga menguji jiwamu. Akankah kembali atau meneruskan.

Kalau ingin terus ya tinggal ditambal saja. Kalau ingin menyerah terima tertawaan. Tergantung kamu. Sikap menentukan langkahmu selanjutnya. Pikirkan terus.

Kedua, pasca gagal perlu penerimaan. Bedanya orang berhasil dan gagal itu bagaimana menyikapi kegagalan.

Macam Edison itu. Kamu bisa bayangkan keadaan ekonomi lemah, lahir dari keluarga sosial lemah, tidak sekolah, dan gagal menerpa. Padahal masa lahirnya Amerika sudah merdeka dan mulai tumbuh menjadi negara kuat. Pendidikan formal menjamur ke mana-mana.

Sikap Edison selanjutnya bikin kita malu. Malu sejadinya-jadinya. Apalagi kita muslim yang al-Qur'an menyebut ummat pilihan dan ahsanit taqim. Di lain hal memilih pasrah dan menyerah akan takdir yang bisa dirubah.

Kalau kamu gagal masuk tes CPNS, jangan terus menyerah. Besok coba lagi. Terus coba saat ada tes lagi nyerah. Jangan patah arang. Hitung sampai batas tak ada harapan, baru kamu terima. Kalau belum... ikhtiar terus.

Tanpa semangat dan harapan kita akan mati sebelum mati, begit kata penulis kelahiran Pandeglang di buku Jurus Cepat berhasil: iman kuat dan hidup ceria.

Kamu bisa bayangkan kalau dakwah Nabi di Makkah merasa gagal dan tidak berhasil mungkin hari ini tak akan ada Ummat dengan persentase agama terbesar di dunia hari. Kita kan jadi Ummat pengecut.

Nabi tidak begitu. Allah beri tunjuk agar hijrah sebagai wasilah berhasil. Faktanya, kita pernah mengecup abad keemesan. Betapa hebatnya Nabi!

Sollu 'alan nabi!

Nah, gimana dengan dirimu yang merasa terus gagal, akan terus mengeluh atau melangkah tak jemu? (*)

Pasar Pandeglang |  29 Desember 2021

Posting Komentar

0 Komentar