Membicarakan Mahabhrata dan Ramayana


Epos besar Mahabharata dan Ramayana sudah lama sekali dibicarakan. Baik oleh pengamat politik, politisi, terlebih para budayawaan yang berkecimpung di dunianya. 

Saya seringkali mendengar tapi belum tahu lebih bagaimana sepertinya cerita itu. Menonton film-nya hanya sepotong-potong. 

Mulai tertarik saat banyak budayawan membicarakan saat menilai realitas sosial yang kurang idealis. Jalan dharma Rama serta Yudhistira sering dikutip. 

Bagaimanapun keduanya memiliki potret sosial di sepanjang masa. Lakon dan watak tokohnya mewujud di sekitar kita. 

Sadar atau tidak memang ada. Sayangnya kita lupa atau lalai menerjemahkan karya adiluhung tersebut. Alih-alih menggali, yang ada hanya diam sambil meratap.

Padahal lakon Sengkuni yang sering memprovokator serta Mantara doyan mengadu domba ingin mengajarkan kita agar tidak lengah terhadap wujud mereka di sekitar kita

Bukan untuk mencurigai, akan tetapi agar berhati-hati melangkah. Waspada dan terjaga. Karena di balik wajah yang penuh senyum terkadang tersimpan racun mematikan.

Dari lakon anak-anak Pandu menyajikan ketulusan berdasar pengabdian pada agama juga bangsanya. Kurawa seolah menasehati kita agar tidak melawan kemurkaan dengan kemurkaannya.

Meski amat disesalkan ending cerita ini harus digeser kemalangan. Akan tetapi ada potret Bisma yang demi dharma mengalah dan mengorbankan jiwa.

Kitab penuh legenda bisa dikatakan kitab moral yang menuntun pembacanya untuk terus berjalan di jalan kebaikan. Sekalipun resiko ditanggung besar. Harus kukuh memegang prinsip.

Walau sebagai penganut Islam banyak hal janggal terlihat. Amat vulgar. 

Masa iya dewa yang dipuja bisa berahi pada makhluknya; mana bisa makhluknya lebih gagah dan sakti daripada dewa; bisakah diterima dewa memendam dendam kesumat, dan tentu banyak lagi.

Epos ini pastinya karya besar juga pegangan moral bagi penganutnya serta tak masalah kalau kita mengambil esensi sehatnya untuk diharapkan mengubah dunia yang mulai kusam dengan macam dosa jua angkara. (*)


Posting Komentar

0 Komentar