Ngeri! Inilah 3 Golongan Yang Tidak digubris Allah di Akhirat Nanti

Ilustrasi: Orang Celaka. (Sumber: internet)

 


Menyaksikan peristiwa yang hilir mudik di kabarkan media, kita sering dibuat skeptis sekaligus terperangah karena banyak sekali kasus-kasus kriminal terjadi. Tak henti, tak kenal hari.

Mencemaskan!

Tak hanya itu, sikap amoral pejabat tinggi terjerat OTT KPK, penegak hukum, dan budaya KKN terus mewarnai belantika politik naional. Pastinya, sering buat ruang sosial gaduh, nilai amanah rakyat dipemainkan demi kuasa dan nafsu sesaat menggelikan. 

Hal ini diperparah dengan angka kemiskinan yang cukup tinggi ditandai dengan sikap gaya hidup bikin terperangah.

Kita sungguh bingung, bagaimana menyelesaikan problem itu. Di sisi lain, hal demikian seolah tak ada upaya perbaikan. Berlomba-lomba menumpuk kekayaan demi mencari sensasi.

Tak aneh ini sabdakan Nabi Muhammad saw. yang mengabarkan terkait tiga orang celaka di akhirat nanti. 

Siapa saja mereka? Inilah mereka, yaitu:

1). Orang tua Berzina

Zina atau istilah kerennya Kumpul Kebo menjadi tren menggiurkan di kawasan dunia. Tak hanya itu, laku sesaat itupun diberi legal hukum kuat sehingga diberi payung agar leluasa memuasan hasratnya. 

Tak hanya di negara yang kebebsan tak ada batas diakukan, mirisnya telah menyebar ke kawsan negeri yang mayortits muslim. Sudah main mata pula untuk dilegalkan.

Di negeri tercinta sendiri, upaya melegalkan budaya binatang ini tak henti digaungkan aktivis karena mabuk oleh budaya luar yang tak sejalan dengn asas pancasila.

Kumpul kebo atau free sex satu di antara isu seksi dikabarkan media, betapa ini paradoks dengan sebutan kita sebagai negeri mayoritas.

Sampai begitu besar dosa zina sampai iblis kocar-kacir melihat laku buruk ini. Karena saat itu, iman di jiwanya berguguran.

Amat menyedihkan!

2). Pemimpin Pendusta

Setiap kita adalah pemimpin, begitu penggalan hadits populer trdengar. Makin tinggi kelas sosial seseorang, sejatinya makin besar beban ditanggung. Makin tinggi jabatan atau kekuasaan di tangan, semakin berat pikulan dosanya.

Apalagi sekelas penguasa yang menaungi seantero negeri, kita bisa membayangkan besaran bebannya. Akan tetapi, nampaknya, semua ini tidak terpengaruh dengan banyaknya yang berrminat, bahkan terjun untuk ikut kontestasi politik.

Tak peduli cara-cara kotor dilakukan, bahkan 'menghiangkan nyawa' dianggap lumrah. Naudzubilah. Tentu saja dengan alibi dan argumentatif   sok  idealias sebagai pembenaran.

Gontok-gontokan, dusta, suap menjadi sarapan harian, padahal ayat suci dan sabda Nabi mewanti-wanti  agar menjauhi---terlebih melakukan perbuatan itu. Faktanya, tidak demikian.

Pemimpin itu taladan dan bidang sentral pembangunan dalam sektor apapun. Akan tetapi perlu kita tahu, pemimpin buruk biasanya lahir dari rakyar bejat. Untuk itu, perlu kiranya kita sama-sama mengevaluasi diri sesuai.

3). Orang Miskin Sombong

"Orang kaya sombong, mungkin kita maklumi. Sombong, kaya, wajar kan?! Orang punya," kata allahu yarham dai  kondang KH. Zaenudin Mz.

Lanjutnya, "Nah orang kere sombong, apa yang dia sombongkan?!" 

Pedas sekaligus jenaka disampaikan dalam satu kesempatan. Terlebih di era sekarang, media sosial jadi ajang pamer dan pamor. Rela tekor asal punya pamor, itu sebaris kalimat viral. Aslinya mengerikan.

Identitas bisa dimanipulasi banyak orang tertipu karenaya, kemiskinan bukannya memberi semangat untuk bekerja dan berusaha untuk nasib lebih baik; yang ada menutup jati diri. 

Tak tahu diri dan sombong sekali. Padahal seharusnya, keadaan yang pahit mampu disadari agar punya tata moral baik.

Oleh karena itu, wajar ketiganya masuk kategori penyakit sosial yang mewabah di segala zaman. Pantas saja, sebagimana sabda Nabi orang demikian mendapat ancaman keras.

Sebagaimana nabi sabdakan:

"Tiga golongan yang Allah tidak akan berbicara pada merka di Hari Kiamat, tidak mensucikamn mereka, dan tidak melihat mrka serta bagi mereka siksa pdih: Orang tua berzina, raja pendusta, dan orang miskin sombong." ( HR. Muslim, no. 107.)

Dus, mari kita perbaiki dari tiga virus mematikan ini untuk menyongsong masa depan lebih cerah nanti di Hari yang mana lupa pada kebanggaan semu dan keadilan pasti ditegakkan. Wallahu 'alam. []

Pandeglang |  23/01/2022

Posting Komentar

0 Komentar