Review Novel Menak Jingga, Sekar Kedaton

 Mengenal Penulis

Langit Kresna Hariadi pria kelahiran Banyuwangi, 24 Januari 1959. Namanya melejit ketika menelurkan karya Gajah Mada. Padahal itu bukan karya perdananya.

Semenjak menjadi penyiar radio, ia telah aktif menuliskan teks drama tentang sejarah kerajaan lampau. Sayangnya, banyak hilang atau dicuri rayap sialan, entah.

Gajah Mada karya Masterpeace-nya  yang banyak diburu penikmat buku, selain renyah, tentu saja realitas sejarahnya bisa menjadi sarana menapaki sjarah bangsa kita.

Pak langit, demikian sering dipanggil, termasuk penulis novel sejarah yng konsisten juga produktif. Terbukti, sederet karyanya yang dapat kita nikmati seputar sejarah.

Tak ayal, ia ditahbiskan sebagai penulis sastra sejarah. Misalnya yang telah beredar seperti: Gajah Mada serial 1 sampai 5, Balada Gimpul, Kiamat Para Dukun, Melibas Sekat Pembatas, dan lain-lain.

 Tentang Novel

Awal cerita pembaca dikagetkan dengan konflik terkait tarik-alur kekuaaan. Perdebatan menunjuk pada pucuk kekuasaan Majaphit karena Prabu Hayam Wuruk tengah sakit.

Otomatis, kerajaan tidak ada yang memimpin. Gajah Enggon sebagai mahapatih dibuat bingung karena istri pertama raja begitu ambisius mrebut kekuasaan, karena anaknya Sekar Kedaton secara aturan akan menjadi penerus raja.

Masalahnya, raja memiiki dua istri. istri kedua memiliki anak laki-aki. Kelak, raja berharap anak itu bisa melanjutkan trah kerajaan. Bre Wirabumi itulah harapan.    

Inilah awal konflik terjadi. Begitu apik memainkan alur dan gaya yang renyah. Kita diajak ke suasana abad 13 yang masih asri lagi alami.

Dari dulu, kekuasaan selalu menjadi barang manis untu direbutkan, ada juga yang notabne nanti  akan terjadi.

Kesimpulan

Dari sini, kita belajar terkait kekuasan itu amanah. Aka tetapi, kalau diaksanakan.

Posting Komentar

0 Komentar