Entah kenapa masalah datang silih berganti. Merampas kebebasanmu dan menerkam mimpimu. Semua berlomba untuk mengambil apa yang buatmu tersenyum. Begitu mudah membuatmu terluka, menangis, tersungkur di kenyataan pahit kehidupan.
Kamu pun cemas, kenapa hidup begitu kejam meneror hidupmu. Tak bisakah sejenak melepaskan jiwanya dari prahara yang tiada henti. Sungguh, jiwamu lelah. Rasamu patah. Harimu tidak bergairah. Matamu tak ingin lagi menatap semua asa yang sudah ditercatat, sia-sia belaka.
Kamu melihat, kok nasib temanmu lebih manis. Mereka lahir dari keluarga harmonis, pendapatan lumayan, dan karir orangtua mentereng. Kini, trah itu mulai turun ke tangan anaknya.
Terus kamu bagaimana?
Dari dulu, nasibnya gini-gini saja. Orangtua yang kerja tak menjanjikan, karir bisa dibilang tak menyenangkan, dan penghasilan tak usah dikatakan jauh api dan panggang dibandingkan teman-teman. Apa yang harus dibanggakan. Kelu semua untuk dirasa apalagi dialami.
Sekarang apalagi dengan himpitan beban makin banyak. Harga bahan pokok gila-gilaan. Akan ke mana nasibnya di bawa? Harinya dan dunianya bergumal ujian dan seperti tersesat di ruang hampa penuh tangisan. Derita tak berujung. Menyengsarakan bagi siapa yang memahami keadaannya.
Sejujurnya, kamu ingin mengakhiri masa hidup ini saja. Mungkin mati lebih menyenangkan daripada kenyataan yang pahit ini. Tapi kamu takut, takut akan resiko dari perbuatan itu. Sekarang serba salah. Ada iman setengah, enaknya di bawa ke mana?
Bangunkan Harapan
Setiap kamu adalah pembawa pesan Tuhan. Disadari atau tidak. Namanya pembawa pesan pasti membawa misi. Apa misi itu? Menebarkan kebaikan, menjawab ketidakpastian, dan menyadarkan di kehidupan ini kita tidak akan lepas dari kekuasaan Tuhan.
Sekeras apapun kita menyanggah ketidakadaan Tuhan atau menyangsikannya, tetap saja Tuhan tetap ada. Hidup di segala masa. Terlebih kita Muslim, maka adanya Allah adalah hal mutlak.
Kalau kata Imanuel Kant, adanya Allah itu kebenaran postulat. Artinya mustahil dibantah apalagi diragukan keberadaanya. Itu tingkat keyakinan paling tinggi dari apapun.
Untuk itu, kalau kamu merasa bertuhan dan memiliki Tuhan, di saat yang sama ingin lari dari kenyataan, tentu jadi catatan. Apa bedanya macam mereka yang tak bertuhan tidak percaya surga dan neraka?
Padahal percaya pada hari akhir itu obat saat kita ingin kalah. Sebabnya di sana, ada lipatan kebahagiaan pun sebaliknya.
Maka bangkitkan semangat di dasar hatimu bahwa apa yang kamu hadapi sekarang ada dalam radar kekuasaannya. Tugasmu sesekali untuk mengeluh selanjutnya menerima dan memoles semuanya dengan semangat iman.
Menumbuhkan Asa yang Kerap Memudar
Manusiawi kalau sesekali kali kamu merasa terpukul. Merasa kalah. Semua kok terasa sulit bukan main. Mimpi dan asa-mu sirna sudah.
Saya tekankan untuk sesekali tak masalah tapi lama-lama dan bisa mematahkan asa yang kamu rancang sehingga memudarkan jalan lurus masa depanmu, pahamilah itu bermasalah. Tidak seorang pun dan apapun yang bisa menghapus mimpimu terkecuali kamu dan Tuhanmu. Ingat baik-baik itu.
Tugas kita hanya ikhtiar semampu kita. Kalau tidak tercapai beda ceritanya. Hanya saja sepanjang abad kita saksikan Allah tidak menutup mata atas usaha hamba-Nya. Ada selalu bonus dan tiket kejutan bagi siapa yang mau menyingsikan bajunya, tanda tak ingin menyerah.
Di balik rasa sakit itu tersimpan mutiara indah. Kalau itu kamu ingin meraih apa yang diharap, jangan berhenti melangkah. Jangan lelah berjuang. Tak usah gubris ocehan negatif siapa yang ingin menjatuhkanmu. Terus pacu langkah. Yakin dan terus percayalah esok duniamu lebih berwarna.
Rubah Sudut Pandang
Kalau selama ini kamu berpikir masalah itu negatif. Kamu pandang itu beban. Atau kamu pahami menenggelamkan harapmu, maka rubahlah. Ada hitam ada putih. Ada tangis ada tawa. Begitu seterusnya. Semua gimana cara kamu berpikir dan menyikapnya.
Tugasmu adalah melangkah. Merubah sudut pandang yang menjatuhkanmu. Terus menata diri. Pahami dan bangun semangatmu. Terimalah apa yang terjadi itu takdir Tuhan untuk kamu bongkar rahasianya. Ada apa dan seperti apa intan di baliknya. Temukan itu.
Penutup
Seharusnya itulah yang pertama kita kontritusikan menyikapi masalah. Sebesar apapun masalah, sepelik apapun itu, percayalah kita bukan orang pertama menghadapi itu. Sebelum kita banyak sekali begitu. Hebatnya mereka berhasil melumpukan itu. Coba cari dan baca sejarah orang besar, yakin kamu akan malu sendiri.
Untuk itu, terakhir untuk kita renungkan firman Allah berikut, QS. Al-Baqarah: Ayat 155 (Juz 2),
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (**Di ambil dari Nu Online)
Pandeglang, 18 Agustus 2022 00:30
2 Komentar
Masyaa Allah,memotipasi sekali mahyu tulisannya...the best
BalasHapusMakasih bunda, makasih sudah singgah di sini 🙏🙏😎
HapusMenyapa Penulis