![]() |
Ilustrasi Merdeka / Kompasiana |
Merdeka mungkin rutinitas lima tahunan,
saat pejabat negara tertawa di pelesiran.
Bisa pula tangisan orang di pinggir penantian,
esok bisakah makan sambil lempar senyuman?
Entahlah merdeka itu apa,
saat mata telanjang menyaksikan ketidakadilan.
Siapa kuat akan menang,
siapa lemah akan menuai kekalahan.
Balada kenyataan kadang menyakitkan,
kita ingin semua menyenangkan
tak ada lagi kesewenangan,
berjalan seperti mimpi anak penuh harapan
nampaknya itu hanya khayalan,
orang terdidik berburu kekayaan
orang awam terinjak kaki kekuasaan
Merdeka acapkali jadi perdebatan,
simbol siapa paham bangsanya?
Merdeka pun jadi tameng kebusukan,
menipu rakyat jelata yang tidak tahu apa-apa
Merdeka memang kata-kata,
sejarahnya itulah yang buat istimewa
Merdeka itu apa,
apa slogan tanpa fungsi belaka
Seperti janji-janji yang dipasang di poster pinggir jalanan,
hampa!
Rupiah kerapkali tersungkur dolar
mungkin karena banyak makelar
lari sana sini
lirikan tajam tak pernah jeri
harga diri entah ke mana
disorot warga negara tak ada marwah diri
dicokok KPK masih bisa tersenyum manis sekali
di mana sumpah yang gunakan ayat suci,
seperti tak ada taji
penghianat negeri!
Merdeka bukan kata sifat semata
di dalamnya ada amanah jutaan rakyat,
mengharap sejahtera
merangkai cita-cita
menyulam tali kekeluargaan
tersenyum ceria,
tanpa dusta di antara kita.
Pandeglang, 12 Agustus 2022
0 Komentar
Menyapa Penulis