Ulah Ekstrem Paludan Membakar al-Qu'ran Menuai Kecaman Dunia

Aksi ekstrem dan radikal Paludan membakar kita suci membuat hebih dunia.

Dunia kembali digegerkan dengan ulah Rasmus Paludan, seorang politisi kanan ekstrem Swedia yang membakar kitab suci al-Qur'an di depan keduataan besar Turki. Ulah gilanya ini memantik kecaman dunia terutama pemimpin Islam di berbagai negara. Kitab suci berabad-abad dibaca, dihafal, dipahami, digali, dan dijadikan sumber utama rujukan hidup--dibakar!

Bagaimana pun ulah yang dilakukan Paludan itu sikap barbar yang kurang memahami kemajemukan juga nilai kedamaian. Perilaku membakar itu adalah langkah provokatif yang dapat memancing reaksi anarki di belahan dunia. Demikian Kedutaan Arab Saudi menyampaiakam di media.

Kita tidak habis pikir kenapa al-Qur'an yang diimani dan amat sangat dijaga kemuliaannya, kalau dalam tubuh adalah jantung ummat Islam, kok gagal dipahami Paludan yang pasti pernah belajar agama?

Tidakkah Paludan belajar nilai-nilai agama? Apa itu toleransi dan seperti apa menaampilkan kasih atas perbedaan yang ada. Sebagai politsi tidakah kita katakan dia terlalu bodoh melakuakn aksi radikal itu?

Terdengar lucu, Paludan sesumbar mengatakan ketika diwawancara surat kabar Express, tidak sedikit yang mengaancam akan membunuhnya. Dia ketakutan seolah apa yang dia lakukan itu wajar-wajar saja dan agak heran dengan reaksii.

Tapi di sisi yang sama mangkel tidak akan minta maaf. Inilah indikaor bahwa gerakan radikal-ekstrem tidak hanya ada di tubuh Islam atau negara Islam. Rasmus Paludan menjadi fakta terbuka gerakan itu ada pula di Barat sana. 

Kita patut mengapresiasi sikap dari Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson, melalui Twitter, beliau mengaakan,

“Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi yang legal belum tentu sesuai. Membakar kitab yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan," bunyi tweet PM Kristersson. 

“Saya ingin mengungkapkan simpati saya untuk semua muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini," lanjut dia. 

Apakah pembakaran ini sudah Stockholm cukup?

Ternyata pembakaran itu terjadi pula di Den Hag, Belanda. Edwin Wagensveed Politisi dari sayap kanan dari negeri kincir angin itu ikut mengikuti jejak ekstrem Paludan. Menyaksikan ini itu sungguh tersadar betapa paham-paham eskterm ternyata sudah menyebar ke berbagai negara dengan rupa dan jenisnya.

Kita harus berhati-hati dan tetap menyuarakan nilai-nilai perdamian. Ketidaksetujuan terhadap sesuatu tidak boleh mencederai persatuan dunia. Siapapun harus saling berbesar hati. Tidak hanya al-Qur'an, injil atau kitab suci lain pun tidak oleh dibakar demi syahwat semu. 

Islam sesuai namanya selalu terdepan mencontohkan juga membumikan perdamaian. Muslim wajib mengimani empat kitab dan itu sudah masyhur. Sekalipun hanya al-Qur'an yang wajib dijadikan patokan utama bukan berarti yang lain tidak dihormati, dijaga dan dilecehkan.

Islam jelas mengatur itu maka bagaimana dengan Paludan dan Edwin ini, tidakah mereka tahu aturan etika beragamanya?

Oleh karena itu, kita tentu berang dan kecewa dengan ulah mereka di atas itu perlu kita tunjukkn akhlak Islam terhadap mereka yang antipati. Kita perlu terus kabarkan bahwa Islam tak seperti yang mereka gambarkan. Semoga atas kejadian ini iman kita mkin meningkat, persatuan makin kokoh, dan dewasa dalam beragama. Wallahu'alam. (***)

Pandeglang, 25 Januari 2023  13.17

Posting Komentar

0 Komentar