Apa kamu Jodoh Itu?

Apa kamu Jodoh Itu?
____
Aku percaya, kamu akan di saat yang tepat. Sekali pun rindu terus membakar kalau masanya belum jua mau apa. Semua tercatat indah lauhul mahfudz sana, tugas kita adalah mengikhtiarkan dan sungguh keras menyiapkan bekalnya.

Tangan-tangan takdir nanti menuntun ke mana baiknya langkah berlanjut. Tidak ada lagi istilah "aku belum siap", "aku belum punya bekal", "aku takut". Intinya, semua tidak butuh alasan apapun. Siap grak! 

Untuk itu, saat tadi melihatmu tengah sibuk tengah beraktivitas hatiku tersentuh. Tersentuh untuk alasan yang entah. Kataku, "apa jodohku kamu." "Apakah kamu yang terselip di lautan harap yang tersiksa raga?"

Tapi, tunggu, tunggu dulu. Kalau kamu, bukankah itu nyata. Ya, kamu nyata dengan wujud lagi rupanya. Cantik dan manisnya. Selama ini aku terlalu jauh mencarimu ternyata siapa sangka kamu hanya beberapa meter di pelabuhan rasa ini.

Serius, membicarakanmu memberi telaga cerah. Meskipun imajinasi terasa sekali ada getaran-getaran lembut menyusuk ke jiwa.

Aku percaya pada-Mu, ya Allah. Semua rasa dan penantian ini bukan sia-sia. Terserah apa kata mereka, terserah oceh mereka, terserah maki mereka. Aku biarlah dengan harapku. Biarkan waktu mengantarkan pada takdir-Nya.

"Beruntunglah seorang muslim," sabda nabi, "mereka yang diuji diberi pahala sabar dan mereka yang diberi nikmat lantas bersyukur."

Tiada keadaan tiada keluhan, apalagi sia-sia.

"Teman-temanmu sudah pada nikah. Bahkan nih, sudah punya anak pula.  Terus kamu?!"

"Ya, masih hidup."

"Apa urusannya?"

"Terus, apa urusannya pula kamu membandingkan dengan teman-temanku yang sudah married?"

"Ya, gak apa-apa."

"Sudah toh, mau nikah atau tidak gak apa-apa. Ini hidupku dan ini bebanku, gak usah capek-capek nyinyir, eh peduli maksudnya."

Dia tersenyum masam, lah aku tersenyum manis. (**)

Pandeglang, 7 Februari 2023

Posting Komentar

0 Komentar