Puasa Ke-tiga


Nasib tulisan saya belum juga menemukan titik cerah. Tentu saja ini memberi sebal sekaligus kesal. Saya merasa, usaha semuanya terasa sia-sia. Dalam hal ini tiada yang disalahkan memang ini murni gagal saja. Gagal  antara saya mau menerima atau tidak.

Saya tak ingin menyerah. Biarlah gagal. Dari kegagalan ini saya merasa serba salah. Merasa tertekan. Merasa bukan siapa-siapa. Apalagi ini bulan puasa. Bulan yang harus merenung.

Saya masih ingat, saat pesantren kilat di waktu Aliyah. Seringkali diulang-ulang bahwasannya ramdhan adalah bulan latihan. Latihan untuk mengelola jiwa agar tetap berada di jalur yang benar. Tidak mudah, pun begitu bukan mustahil untuk dilakukan.

Untuk itu saya pun tengah berlatih untuk persiapan mengikuti kompetisi puisi tingkat nasional oleh SIP Publishing, yang langsung dimentori oleh Nana Sastrawan, sastrawan muda asal Kuningan Jawa barat. 

Saya harus bersaing dengan 100 kandidat lebih, lintas usai dan profesi. Meski hati kecil saya bicara; mana mungkin menang! Tak apa, saya berlomba bukan untuk menang tetapi membangun kepercayaan diri. Melatih diri agar tidak loyo dengan kenyataan pahit.

Biarlah hasilnya apa. Temanya tentang Mitos Nusantara. Doakan ya. (***)

Pandeglang, 25/3/23  22.49

Posting Komentar

0 Komentar