Puasa Ke-tujuh

___
Sensasi perjuangan masih terasa.  Ya, dalam hidup, mau tikda mau kita harus memperjuangkan mimpi kita--harapan kita. Tanpa itu, semua akan terasa hambar. Masalahnya, siapkah kita menanggung resikonya?

Di puasa sepekan ini ada banyak hal menyadarkanku, misalnya tentang kenekatan. Nekat. Emak nekat jualan makanan ringan di dalam rumah. Tidak lama bak magnet berbondong-bondong anak riang membeli. Senang sih melihatnya, ada perputaran ekonomi baru di rumahnya.

Datang peluang timbul lagi masalahnya, ya tentu saja ada persaingan, ada mata sinis dan udara panas menyengat. Semua itu harus dihadapi oleh emak. Bukan emak sih, ya semua yang masuk teritorialnya. 

Mau gimana, inilah persaingan. Ini kenyataan. Kita tidak bisa menghindari masalah, kita pun tak usah pula mencari masalah. Kalau sudah di depan mata, maju. Terjang. Lawan. Syukur-syukur kalau berbesar hati menyikapinya.

Seseorang disebut besar karena berhasil menghadapi masalah hidupnya. Ada data yang amat mencemaskan dari survey dilakukan I-NAMHS yang dipaparkan situs resmi UGM Yogyakarta bahwasanya 1 dari 3 remaja Indonesia mengalami masalah mental. Diperburuk dengan 1 dari 20 remaja Indonesia selama 12 bulan terakhir terindikasi penyakit mental.

Kita mungkin bertanya, ada apa dan bagaimanakah caranya menurunkan angka mencemaskan ini?

Tak lain kita sama-sama mengembalikan semangat kita. Sama-sama menyadari tugas kita apa. Remaja yang galau itu harus diberi obor agar  memahami jalan hidupnya. Mereka mungkin salah jalan saat ini bukan berarti tidak punya masa depan. Tidak berhak memperbaiki diri. Sungguh itu argumen yang semu lagi tak beradab.

Sampai di sini, apa ada pertanyaan? Silakan like dan komen ya. Kalau mau. Kalau tidak, semangat berjuang! []

Pandeglang,  29/3/23  22.17

Posting Komentar

0 Komentar