Dewasa Itu Bisa Saja Proses Bukan Soal Pilihan Usia


Aku suka dengan senyumnya. Aku suka dengan dia apa adanya. Tidak dibuat-buat. Manis pula. Bukan karena dia gula. Mungkin, aku ikut andil memberi arah Gadis Manis itu untuk berproses menemukan dirinya. 

Terus, ke mana selama ini dianya? Apa hilang atau tersasar gitu? Gak juga. Dia tahap tumbuh dan mengembangkan mimpi dan harapnya. Dia tidak ke mana-mana. Ada kok di sini. Hemm, hape maksudnya. Haha. 

Pertama kenal tuh, aku dibuat gerah. Bukan sebab kepanasan mungkin efek kebingungan. Bingung membaca karakter lawan bicara tersebut. Sampailah aku pada tahap memahami bahwa dia belum dewasa!

Kenapa aku katakan "belum" bukan "tidak" dewasa, mungkin lebih kepada belum itu masih berisi harapan. Kita gak bisa tahu seseorang mampu berubah kalau mau berubah. Satria Baja Hitam sampai Suparman itu berubah karena mereka ingin berubah. Tidak hanya ingin tahapnya sudah kepada berusaha. 

Itu di film, yang entah benar atau tidak. Bagaimana di kenyataan. Manusia itu makhluk dinamis. Mereka suka bosan kalau terlalu banyak diam. Untuk itu butuh progres. Progres ini yang disebut tahap pendewasaan. Untuk itu memang benar dewasa tidak kenal batas usia. Siapapun bisa dewasa asal mau berproses dan mau menikmati resikonya.

Apa sih untungnya dewasa? Untungnya kamu lebih mudah menerima kenyataan, baik manis atau pahit. Kamu pun mau belajar memperbaiki diri. Tidak meletakan nasib kepada orang lain. Anak-anak kan cengeng, masa iya udah gede mau cengeng juga?

Apa nanti cepat tua kalau dewasa? Lebih tepatnya sih, lebih matang dalam bersikap. Kalau tua kesannya negatif. Sedangkan dewasa proses kita mengelola diri kita. Tujuannya untuk survive (bertahan) di segalanya segala keadaan.

Aku jadi ingat kepada tulisan Puthut EA, sejujurnya kita belajar kepada mereka yang "belum dewasa". Hanya saja kita sering merasa malu mengakui itu, mungkin karena egosentris; aku lebih gede dari dia!

Untuk itu, wajar dulu Gus Dur pernah mengatakan DPR seperti Taman Kanak-Kanak. Kita tahu julukan itu selain menohok juga sinisme belaka, di mata Gus Dur tingkah dan sikap anggota DPR kurang bermartabat. Singkatnya, mereka saja belum dewasa padahal orang terhormat.

Oleh karena itu, mari kita belajar dan mau meningkatkan kualitas diri kita agar lebih produktif dan efisien lagi. Di bulan puasa ini, aku sering bangun kesiangan. Tadi jam 10.30! Coba geh dewasa! (***)

Pandeglang, 14 April 2023  17.48

Posting Komentar

0 Komentar