Puasa ke-21: Bilal Pun Kepeleset



Om Jalal, bilal tarawih masjid kami, tadi kepeleset membaca. Seharusnya, baru raka'at ke empat belas, bacaannya tuh 'solatan sunnatat tarawihi'. Ini 'sollatan minal witri', kontan saja disambut gelak tawa jamaah.

Menjadi bilal itu meski sederhana lumayan memacu andrenalin. Kita harus fokus, cepat, dan jelas bacaanya. Tiga hal itu diabaikan maka kita akan kerepotan. Tidak semua orang bisa dan tidak semua orang bisa mau. Bukan apa-apa, melelahkan!

Aku pun sering pula kepeleset. Sering pula lupa. Atau panas-dingin badan tak karuan. Bingung sendiri, kenapa harus begitu. Bukannya aku pemain lama? 
Pemain lama saja kepeleset apalagi pemain baru yang masih hijau?

Wajar sih, namaya kita manusia. Punya kurang dan lebih. Meskipun begitu bukan alasan kita tidak mau mencoba dan meningkatkan kemampuan diri kita. Ada yang tanya kepadaku; 'apa menjadi bilal itu mudah?' Terus gimana kalau dag-dig-dug?'

Kenapa harus takut dengan resiko? Apa yang ditanyakan di atas bagiku itu penyakit pemula. Tidak hanya mereka, aku dan siapapun merasakannya. Pertanyaannya, apa berhenti di situ atau sebaliknya melanjutkan mimpinya?

Dalam kehidupan sehari-hari pun kita melihat, banyak yang takut kepeleset! Seolah kepeleset itu aib. Padahal itu proses. Akankah kita lebih baik atau sebaliknya. Itu saja. Semoga tahun depan bilal muda lahir ya di kampungku. Kalau di kampung kamu, ya terserah kamu. Doa sendiri. Hihi. (**)

Pandeglang  12 April 2023    22.02

Posting Komentar

0 Komentar