Curhat di Puasa ke-17


___
Puasa tadi siang tuh, terasa banget lelah. Badan terasa lemes. Persis seperti hari ke dua puasa. Tadi tuh, aku ke pasar. Agak risi melihat sekelompok orang Batak tengah makan sambil ngobrol di tempat terbuka. Sekelompok itu--semuanya wanita-- sambil tertawa membahas entah apa.

Aku hanya bisa tersenyum masam. Tidak jauh beda kalau saudara seiman merokok di tempat umum tanpa rasa malu. Heran aku, siapa yang harus marah dan dipersalahkan?

Keheranan ku tidak sampai situ, bulan ini seharusnya aku dapat jadwal bilal di Masjid menjadi dua jadwal; di minggu pertama dan menjelang akhir. Dasar di kita ya, disiplin waktu dan tanggungjawab menjadi perkara yang ... begitulah.

Dan, diborong lah. Semoga pahalanya keborong juga. Meskipun kurang memuaskan pas di awal baca doa mendadak panas dingin tak karuan. Panik dong! Masa enggak? Syukurlah Allah memberi kemudahan atas semuanya.

Besok ada tugas jurnalistik meliputi acara di Rumah Dunia. Hitung-hitung belajar ya, harus siap. Katanya aku jadi PJ urusan pemberitaan acara. Berat sekaligus menantang. Seharusnya biasa saja, kan cuma lakon pelengkap. Namanya uji coba ya, mudah-mudahan jadi tangga karir nanti.


Malam ini, hari di mana Al-Quran diturunkan, sudahkah Al-Quran telah kamu gali, pahami, dan amalkan sehari-hari?

Apakah ayat suci telah membuatmu menangis karena saking rindunya pada Pemilik Semesta? Ayat suci menjadi obat dari segala kepahitan hidup dan pelipur lara hati yang sunyi?

Intinya, ada hal yang harus aku kejar dan gapai. Belum sekarang. Biarlah, biar aku tumbuh dengan proses yang tidak mudah agar kelak tahu diri. Siapa aku dan dari mana asalnya. Tulisan ini biar jadi saksi, perjuangan karena Allah selalu berbuah berkah. Aamein. (***)

Pandeglang, 8 April 2023   21.19

Posting Komentar

0 Komentar