Rehat Untuk Mengejar Mimpi

Rehat Untuk mengejar
Dokumen pribadi

Waktu begitu cepat berlari tidak menyisakan siapapun untuk lengah. Siapa yang lengah dan terus mengutuk keadaan akan tertinggal. Jauh, jauh sekali. Tetapi akan beruntung siapa yang memaksimalkan potensi dan harinya.

"Aku izin untuk off ya kak," katamu. "Aku ingin serius melangkah, mencoba tantangan kemarin yang kita obrolkan. Mungkin, aku akan lebih produktif lagi."

Dalam jiwa aku tersenyum. Setidaknya untuk usaha dan langkahmu. Rasanya baru kemarin kita kenal tetapi begitu banyak perubahan terjadi. Aku bersyukur, bersyukur pada Allah rabbul izzati. Semua terjadi karena qudrah-Nya.

Sisa rindu itu memang ada, tetapi rindu tidak boleh merusak mimpi dan cita-cita kita. Sesungguhnya kalau harus jujur akupun begitu. Ingin rehat dari obrolan seru kita, untuk fokus melahap buku-buku yang ada, Menulis mimpi-mimpi. Cerpen atau novel yang ditantang oleh Mas Gong di kelas menulis kemarin masih jadi bahan pikiranku.  

Bukan tidak mau jujur, aku takut kamu cemas. Lebih baik kamu tidak cemas dan semangat daripada cemas. Merusak hari dan cerahnya langkahmu. Entah kenapa kamu selalu "lebih dulu" merasa suara hatiku tanpa aku harus bercerita, ini bagiku kejutan.

Begitulah anugerah bagi mereka yang percaya kepada Allah. Percaya dan yakin akan Kuasa-Nya. Hakikat iman saat kita memasrahkan diri kita kepada-Nya tanpa dibumbui keraguan. Iman tidak boleh setengah. Khawatir dan cemas bisa jadi bagian iman kita yang belum mapan.

Kamu tahu, sebelum mengenalmu aku pernah berharap ingin dia ya dia guru, ya dia tahu agama, dan dia rindu kepadaku. Satu lagi, aku ingin dekat santriwati jawa. Ada memang nama-nama singgah, hanya untuk menyapa.  Pergi untuk menuju jalan mereka. Aku biarkan, aku tidak ingin memaksa. Biarkan semua menyatu apa adanya. Sebab dua hati disebut bersama karena mereka ingin sama-sama menyempurnakan bukan untuk saling mengungguli.

Kamu datang saat yang, tepat. Ya, kamu guru, kamu pun becita-cita untuk itu. Sederhana dan tidak neko-neko. Bagiku itu cukup, mengajar itu bukan mengejar. Murni berbagi. Bila ada sesuatu diberikan tidak harus ditolak. Itu sebuah penghormatan. Realistis harus ada. Lagi-lagi  bukan hanya itu tujuannya.

Aku tidak ingin kamu menganggur. Aku sibuk kamu diam. Aku kerja kamu melamun. Aku ke mana-mana kamu tetap di sana. Aku ingin seimbang, kita melangkah menuju mimpi kita masing-masing. Semua bisa berkualitas ibadah tergantung niat kita apa.

Niat ini menjadi jembatan mimpi. Sekarang mari kita melangkah untuk tidak memperdebatkan apa yang masih gelap. Memperebutkan apa yang sudah terjadi. Kita berharap menyingkirkan kegamangan demi niat baik. Semoga semua berbuah indah di waktunya. (**)

Pandeglang, 9 Mei 2023    09.46

Posting Komentar

0 Komentar