Kabar Kesedihan

Ilustrasi heran dengan kesedihan (dokumentasi pribadi)

Tidak semua kabar enak, ada yang pahit dan manis. Ada pula yang asem dan abu-abu. Tapi sekarang aku merasakan semuanya. Seperti sayur asem meski namanya asem tapi di sana tercampur bumbu dari berbagai hal. Gurih dan lezat jadinya.

Kemarin aku dapat info, tetangga kampungku seorang Santri yang kerapkali bertemu di acara-acara keislaman diuji dengan penyakit jiwa. Tersenyum sendiri dan melakukan hal di luar kebiasaanya. Jujur, aku langsung sedih. Seolah ada sesuatu yang buatku, cemas.

Aku bisa membayangkan seperti apa perasaannya, perasaan ibunya--dia yatim, dan lingkungan yang kadang mencemooh. Yang kasar kadang bicara,  "Tuh, kan, banyak yang stres itu santri dan anak sekolahan gak. Efek ngamal, makanya usaha dong!"

Tidak hanya itu, aku pun melihat konflik terbuka tapi dingin di rumah. Ya, ini yang jadi buatku tambah bingung. Masalahnya kadang sepele justeru hal besar dimulai dari hal kecil. Semua tergantung melihatnya. Aku bingung harus seperti apa menempatakan diri.

Belum itu saja, aku dapat kabar menyedihkan dan sampai saat ini dadaku masih terasa sesak, seseorang yang kurindukan mengalami "tekanan psikologis" atas perilaku menyimpang "orang setengah gila" di rumahnya. Aku tambah bingung seklaigus cemas, betapa sulit membangun kepercayaan dirinya dan itu butuh proses, lah ini dia nubruk tanpa aturan!

Betapa kenyatan tiga ini membuatku berpikir banyak hal. Tadi malam aku tidak mapu menulis. Ada banyak ide, tetapi jiwaku tidak sedang  baik. Aku tidak bisa melakukan banyak hal tapi sedikitnya aku mendoakan, melakukan apa yang aku bisa. Luka memang menganga, tapi bukan alasan ikut terperosok di lembah cemas.

Biarkan mereka cemas, sedh, dan khwatir soalnya aku pun merasakannya. Semoga dengan perasaan negatif itu disikapi dengan bijaksana. Hakikatnya dari Allah untuk menguji hamba-Nya sudah sejuah apa meresapi iman di dada. Iman yang teguh biasanya memberikan efek tahan banting dan di atas segalanya ada Allah. Allah yang Kuasa melakukan apa yang dikehendaki-Nya.

Tiba-tiba aku teringat Sirah Nabawiyah, bagaimana perjuangan nabi di fase Mekah tidak ringan. Terutama saat di-embargo perekonomiannya oleh kafir Quraisy. Banyak sahabat yang kelaparan, yang sakit, dan mendapatkan teror.

Puncaknya adalah wafatnya istri tercinta, Ummul Mukminin sayyidatina Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Keduanya termasuk pendukung setia nabi, kehilangan keduanya membuat nabi secara psikologis mengalami tekanan ganda. Laju dakwah pun mengalami awan duka. Sejarah menyebutnya Amul Huzn (Hari kesedihan).

Apakah Allah mendiamkan hamba terkasihnya terluka?

Tidak lama setelah itu turun perintah kepada Nabi untuk Isra Mi'raj. Makanya ada Ulama yang berpendapat bahwa Isra itu bentuk kasih sayang Allah untuk mengibur Nabi dari pelipur lara. Ada yang berpendapat agar Nabi tidak bertumpu ke manusia hanya Allah yang jadi tumpuan. Ada yang berpendapat akibat perdebatan antara langit dan bumi, langit kalah maka Allah memberikan kabar gembira dengan Mi'raj-ny Nabi.

Tetapi yang masyhur Allah memberi perintah Salat. Sebelumnya 50 waktu menjadi 5 waktu.  Langsung dari Allah. Menurut Ulama ahli kasyaf inilah keistimewaan salat yang diperintahkan kepada nabi. Makanya Al-Quran kata "mintalah kepadaku dengan sabar dan salat". 

Para sahabat menceritakan, kalau nabi punya masalah yang pertama nabi lakukan adalah salat. Hal itu diajarkan kepada sahabat pula. Artinya, dari salat ada banyak hikmah. Hikmah terbesar di antaranya kita berpasrah hanya kepada Allah.  Apa pun yang kita hadapi, kalau itu dari Allah, ya sudah terima.

Sampai di sini, aku belajar untuk menerima takdir. Tidak harus kita caci apa yang kita hadapi, tapi hadapi semampu kita. Tersenyumlah, karena matahari saja tersenyum lebar meski ada saja orang-orang yang tidak tahu malu mencacinya. Tetap tersenyum, entah berapa jutaan racun disemburkan ke wajahnya.

Mentari tetap setia pada titah Tuhanya, begitu kata puisi Kang Abik. Semoga kamu yang terluka bisa kembali sembuh dan bangkit menyongsong masa depan yang lebih cerah lagi. (**)

Pandeglang, 13 Mei 2023    08.29.

Posting Komentar

0 Komentar