Pesan Khutbah

khutbah Jum'at
Komplek Mesjid di Kampus Untirta Pakupatan (Dokumentasi Pribadi)

Itaqullah! bisirri wal 'alan begitu amanat di khutbah jum'at tadi, aku yang tidak jauh dari mimbar tidak mengembara, yang membayang adalah pikiranku. Taqwa, ya taqwa pesannya tidak hanya saat di tengah keramaian tetapi juga saat sendiri atau menyendiri. Menyendiri harus taqwa dan tidak hanya di depan banyak orang taqwa itu.

Langsung terbayang dosa demi dosa yang aku tabung secara sengaja, aku pun merasa itu "dibolehkan" berdasar pada alasan bodoh. Di saat yang sama "merasa benar" dan sok merasa suci di depan orang lain. Orang lain memuji apa yang buat mereka takjub dengan diriku, aku terlena,

"Aku memang pantas di puji," dengan senyum penuh kebanggaan.

Tiba-tiba aku ingat ceramah Aa Gym yang katanya saat kita dipuji sesungguhnya Allah tengah menutupi aib kita, dosa-dosa kita. Allah menutupi agar kita berusaha sangat keras memperbaikinya. Tetapi kita merasa spesial, kita merasa besar diri dengan pujian, lupa merenungkan segala apa yang kita lakukan.

Taqwa secara sirri itu maknanya bisa tersembunyi atau menyembunyikan. Keduanya bagus bergantung niatnya. Ada orang "ingin kenal" sebagai orang biasa, ia tidak kenal orang taat. Saat sendiri ia paling dekat dengan Rabb-Nya. Munajatnya hanya ia dan orang dekatnya yang tahu. 

Berbeda dengan orang kedua, ia lebih suka yang tahu taat hanya dirinya. Tidak ada yang tahu betapa taatnya dan tidak ada yang menyangka ia memang amat dekat dengan rabb-Nya. Tiap saat terikat rindu pada-Nya. Jiwanya terikat dan ia selalu berusaha memelihara kesuburan cinta pada-Nya. Orang seperti ini yang langka hanya orang tertentu bisa memahaminya.

Terlepas dari itu, ada yang percaya diri dengan ketaatannya. Tidak mempersoalkan ada yang menilai apa saja terkait taatnya, ia hanya ingin taat dan dekat rabb-Nya. Kenapa harus sibuk mengharap pujian orang, toh taat juga bukan orang. Wallahu'alam. []

Pandeglang,  16 Juni 2023    14.20

Posting Komentar

0 Komentar