ada rupa di jiwaku
ada kenyamanan
di sini, tak usah malu menuangkan:
rindu, kangen, dan resal di hati
Kerapkali kau tersandung luka,
Kau menjerit pada dunia: kenapa sekejam ini?
di sampingmu, mereka terus menebar senyum, seolah kau baik-baik saja.
Di sini aku terbakar,
aku teriak: kau tidak baik-baik saja!
tiba-tiba aku ingin menemanimu,
Memeluk dengan jiwa putih
memberimu kecupan hangat,
kutatap parasmu, kuhapus air matamu
: jangan takut ayang, kau bisa hadapi apa yang Maha Kuasa uji.
Bersembunyi lah di dadaku biar ada hangat,
biar kau merasa tentram.
biar terus lautan bergelombang.
Ingin berhembus kasar
biarkan saja,
nanti ku bisikkan: "sayang, samudra itu luas, mari kita dayung dengan sampan cita."
"Aku takut, kamu mimpi, esok saat terjaga hilang tak ada bekas," katamu.
lebih baik mimpi sayang, itu lebih punya kenangan
ada genangan rindu yang kau tampung
buatmu sesak
daripada aku jadi khayalan,
yang hanya kau puja dalam pigura
tak punya tapak di hatimu yang ayu
sayang, peluk aku!
Peluk hariku,
maklumi ombak rasaku,
Aku ingin kau tahu,
rasaku anugerah, hari ini aku ingin menikmati,
ini pemberian Ilahi.
mari kita berjalan, sesekali melihat masa lalu,
Sesekali tengok kanan-kiri
lebih fokus ke depan
di sana ada gerbang
yang bisa memuaskan hasrat kita
kita bermandikan madu
tak jua beranjak,
terus tersenyum, hadapi apa yang terjadi,
bersama kita percaya: Lebih baik bersatu tanpa punya daripada punya tanpa memiliki bersama
senyum ayang,
sadari apa yang kamu miliki sekarang
saat mentari esok menyapa,
Kamu yakin, ini bukan mimpi belaka!
Pandeglang, 25 Juli 2023. 15.20
Nb: untuk seseorang yang semangat berjuang, terus belajar arti kenyamanan.
0 Komentar
Menyapa Penulis