Ini Saat Aku Bosan Ke Kamu

Foto: Si kecil bungsu tengah mencium harumnya bunga desa. (Sumber Pribadi)
Aku tidak punya alasan untuk bosan, aku pun tidak punya alasan untuk bermain dengan hati lain, yang kadang kamu jadikan candaan. Ya, selingkuh itu tidak indah. Saat aku selingkuh maka harus membangun kenyamanan lagi dan itu harus menyembunyikan rasa ini, tentu itu melelahkan. Biarkan aku nyaman bersamamu, kita bersama melihat panorama pagi lantas berdua memegang erat kepercayaan.

Entah sudah berapa tulisan yang aku tulis semua tentangmu, baik yang nyata menyertakan namamu juga hanya mengutip obrolan kita. Kalau ditanya, aku suka saja. Aku suka kamu membaca tulisan itu dan buatmu tersentuh. Apalagai sampai kamu komentari lantas kita diskusikan arah dari tulisan itu, wah itu sih lebih keren.

Seperti yang sering aku ucapkan, kadang aku malu. Malu, kenapa menempatkan kamu ditulis, dipikir dan coba dijadikan semangat tiap hari. Mungkin lain kalau kamu adalah khayalan; lain lagi kalau kamu sudah halal secara dzahir, nah ini? Aku pun tidak tahu, lagi karena aku suka kamu. Kamu yang bagiku... sisi lain yang harus kujaga!

Apakah mencintaimu mudah?

Bagiku tidak, ada proses di mana aku ingin menyerah. Aku ingin pergi saja lantas di hati lain yang mungkin buatku nyaman. Apalagi saat itu, kamu dan aku hanya sebatas teman biasa, aku tak ubahnya lelaki kedua yang sering banget kamu bandingkan! Aku tidak takut persaingan, tapi aku malas hanya jadi pelampiasan. Itu saja. 

Kamu pasti tahu itu dan seringkali aku bicarakan. Aku punya masa lalu dan bagiku itu sudah berlalu, ya sudah. Begitupula kamu, aku tidak akan mempersoalkan itu kalau sekiranya "kamu menganggap" dia biasa saja. Itulah kenapa aku merasa lelah, merasa dia yang selalu kamu tutupi atas "semua sudah berakhir", "hanya kamu teman chat-an" , "dia hanya Abang biasa". Kalimat itu yang buatku cemas, kenapa bersembunyi di balik "malu untuk jujur".

Yaps, aku pikir itu sudah berlalu. Kamu yang dulu kini menjadi seseorang yang tengah tumbuh, bagiku itu karena kamu mau belajar. Mau memikirkan apa yang kulakukan sekedar kata, aku jujur dengan rasaku. Dari dulu malah sebelum kamu merasakan deburan rindu sekarang, ya sekarang.

Aku tidak punya alasan untuk bosan, aku pun tidak punya alasan untuk bermain dengan hati lain, yang kadang kamu jadikan candaan. Ya, selingkuh itu tidak indah. Saat aku selingkuh maka harus membangun kenyamanan lagi dan itu harus menyembunyikan rasa ini, tentu itu melelahkan. Biarkan aku nyaman bersamamu, kita bersama melihat panorama pagi lantas berdua memegang erat kepercayaan.

Jarak mungkin buat kita jengkel, waktu luang untuk saling berbicara mungkin memenjarakan tapi kita harus percaya, orang bahagia itu mereka yang mau terus memahami pasangan seperti apapun ujiannya. Kalau memang sudah tidak lagi nyaman, silakan pergi dengan baik-baik. Itu prinsip sederhananya.

Kadang aku ingin kamu yang "lebih rewel" daripada yang "begitu pendiam". Mungkin itulah kenapa, banyak wanita rewel daripada laki-laki. Karena, pantas untuk itu dan barangkali yang maaf, wanita punya dua bibir. Ada banyak yang harus di ucapkan dan tak mudah untuk di pendam. Sesuai teori Barbara Walters.

Kalau aku bosan ke kamu karena satu hal. Ya, itu karena kamu terus membunyikan rasamu dan tidak ada kabar untuk waktu yang lama. 

Paham ya?

Sepertinya cukup sampai sini aja ya, nanti kamu tambah rindu sama penulisnya. Hihi. Wallahu'alam. (***)

Pandeglang, 24 Juli 2023   17.22

Posting Komentar

0 Komentar