Tidak Benar di Rumah Saja Tak Bisa Sukses

Sukses Soal Sikapnya bukan hanya aktivitas saja. (Sumber Pixabay. Com)

Aku sering mendengar cita-cita itu harus dikejar-kejar, harus diperjuangkan. Itu dilakukan agar kita dapat pengakuan kalau kita sudah sukses. Sukses adalah dipuji dan mapan secara kebutuhan. Aktif di luar rumah, sedang mereka yang banyak di rumah saja tidak sukses katanya.

Apa iya?

Betapa kita lihat dan sering mendengar orang sukses ingin mendapatkan "kemerdekaan" di saat ia masih berjuang. Saat privasinya tak terganggu dan terusik. Di masa di mana berhaha-hihi bersama keluarga, teman, dan sahabat karib. Itu berharga dan itu kembali menjadi harapnnya. Apa ini tidak mengherankan? 

Bagi saya sukses adalah saat kita mandiri dengan hidup kita, sikap kita dan tidak menjadi beban orang lain. Kita berdaya dengan apa yang mampu kita lakukan, tak dihiraukan dengan pujian orang dan bersabar dengan cacian orang. Diamnya mereka seperti ksatria yang mundur ke belakang untuk memantapkan jurus, bukan takut dengan keadaan.

Kalau begitu, apa sejatinya sukses? Apa petani miskin, sehari-harinya di kampung saja tak pernah ke mana-mana. Aktivitasnya, kalau tak di sawah ya di rumah atau di Masjid. Barangkali membosankan bagi sebagian kita yang doyan travelling. Dicap pula potret orang pinggiran, tidak sukses!

Meskipun begitu dari aktivitasnya itu, ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya meski penuh kesederhanaan. Bisa menanamkan apa kejujuran, ketulusan, dan arti kerja keras. Dari hasil kerja kerasnya bisa membantu orang sekitarnya dan ikut memutar perekonomian nasional. Orang kota makan dengan beras bagus, berkualitas, dan lezat. Tak perlu macam ia yang harus berjemur menantang matahari. 

Apa Pak Petani itu boleh disebut orang sukses? Belum lagi, meski ia bukan orang berpendidikan, tapi ia punya asa anaknya tak boleh seperti dirinya. Untuk itu, anaknya di sekolah kan, di masukkan pondok yang berkualitas sesuai kadar ekonominya dan kelak ia akan memotivasi untuk terus belajar, berjuang dan berbagi dengan sesama sesuai kemampuannya.

Apakah orang seperti ini tidak layak disebut orang sukses? Tak berdasi loh, tak ke mana-mana loh, dan tak punya "gerakan apa-apa", di banding mereka yang pandai berkata-kata tapi miskin aktualisasi. 

Lagian kalau 'sukess atau berhasil' harus woro-wiri sana-sini saja, lantas apa kamu berani menyebut R.A Kartini bukan orang sukses?

Seperti kita tahu, Kartini terkenal dengan surat-suratnya kepada kawan-kawannya sebagai curahan perlawanannya atas nasib kaum wanita di masa itu, maka dikumpulkan oleh temannya di Belanda menjadi buku Dari Gelap Terbitlah Terang. Tulisan itu di masa sekarang mungkin biasa, tetapi di masa dulu adalah lompatan pemikiran yang luar biasa.

Singkatnya, beliau tetap di rumah dan sukses. Begitu pula Pramoedya Ananta Toer dengan novel Bumi Manusia-nya adalah hasil kreativitas di penjara Pulau Buru. Tidak ke mana-mana, tetapi imajinasinya menuntun pada realitas kehidupan.

Oleh karena itu, sukes tidak selalu harus ke mana-mana dan populer saja.  Tidak pula menghakimi "mereka yang tidak mau ke mana-mana" dicap orang tidak sukses. Bagi saya pemikiran seperti ini picik sekali mengukur keberhasilan orang hanya pada tataran praktis belaka.

Lagian di zaman serba digital sekarang kita dimanjakan dengan berbagai produk teknologi, di rumah saja bisa menjadi lebih produktif dibandingkan yang lain. Entah dengan menjadi konten kreator, pekerja free, atau hal lainnya. Tergantung kita menyikapi dan melihat dari sudut mana.

Bagi saya sukses adalah saat kita mandiri dengan hidup kita, sikap kita dan tidak menjadi beban orang lain. Kita berdaya dengan apa yang mampu kita lakukan, tak dihiraukan dengan pujian orang dan bersabar dengan cacian orang. Diamnya mereka seperti ksatria yang mundur ke belakang untuk memantapkan jurus, bukan takut dengan keadaan.

Untuk itu, mau di rumah saja, di kantor atau surau atau lainnya; orang itu disebut sukses karena karyanya bukan sekedar selebrasi saja. Bermanfaat untuk diri dan orang lain serta tentram hatinya.

Apalah arti sukses kalau jiwanya makin sepi dan sunyi? Kalau kata Bunda Teresa, "Jangan mencari untuk hal besar, lakukan hal kecil dengan cinta besar. Makin kecil sesuatu, cinta kita harus lebih besar." Ada yang setuju? (***)

Pandeglang, 26 Agustus 2023    21.19

Posting Komentar

0 Komentar