Soal Moral apa Mental Ya?

Potret malam ini masih terjaga. (Sumber Pribadi)

Selarut ini saya belum tertidur. Pertama, belum mengantuk; kedua, adik saya mengajak diskusi terkait problematika pendidikan juga sosial yang ada. Soal seperti kolusi, korupsi juga beban moral masih di bicarakan, hal itu terkait sikap kami yang agak muak dengan kondisi ruang sosial.

Misalnya saya mempertanyakan sikap pemerintah bagaimana merespon soal El Nino-- kemarau yang berkepanjangan sedang dan bakal terjadi tiga bulan ini. Kabar yang saya baca, ini bisa menyebabkan kekeringan yang cukup mengerikan. Curah hujan sedikit dan sumber air yang memungkinkan tidak normal.

Sejauh ini katanya, pemerintah menghimbau agar hati-hati mengelola sampah kering agar tidak terjadi kebakaran. Selain itu, pemerintah juga sedang mengadakan penghematan air untuk bekal nanti. Masyarakat diajak untuk berupaya untuk lebih sederhana menggunakan sumber daya dan bisa bekerja sama.

Untuk soal ini tidak ada masalah. Namun masalahnya lain ketika dia mengatakan, "Kenapa setiap mengadakan penelitian bagi ilmu pemerintahan dan politik, harus mereka yang ke lembaga negara, bukan sebaliknya permintah yang turun langsung ke kampus untuk diteliti hasilnya nanti buat acuan."

Di kampus besar dunia seperti Harvard university dan Oxford university biasanya pemerintah yang turun ke kampus meminta wejangannya. Hasilnya itu walau keras dan berani maka sering jadi acuan. Lingkungan kampus kita kenapa tidak juga diberi sikap seperti itu. Pemerintah yang butuh kita, bukan kita yang butuh mereka.

Idealnya seperti itu, tetapi setidaknya ada dua hal yang perlu di perhatikan.

Pertama, banyak pejabat negara yang bukan akademisi. Kalau pun ada jumlahnya ya tidak banyak dan kurang perhatian terhadap iklim pendidikan sehat di lembaga kampus. Banyak dari mereka juga kehilangan tanggung jawab atas gagaasan sewaktu mahasiswa.

Kedua, kualitas kampus kita seperti apa kalau ingin jadi perhatian pemerintah. Kita tidak usah munafik, bukan kampus bukankah tidak sepi dengan abuse of power?  Entah itu soal rektor yang main mata, main tilep atau dosen pengajar yang bicara cuan mengajarnya bukan pada aspek tanggung canggung tanggungjawab moral mendidik mahasiswa agar lebih berkualitas.

Kita tidak usah pura-pura tidak tahu dengan istilah "orang titipan" atau "keganasan ayam kampus" yang sering jadi komoditas domestik dicaci tetapi dinikmati tanpa sadar ia bagaian dari sirkle itu. Itu jelas sekali tercatat di novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur, yang diinisiasi oleh penulisnya dari kisah nyata.

Bagaimana pemerintah mau menjadikan patokan kalau toh "teladan" yang bakal diikuti kenyataan pahit tersebut. Pemerintah berhati-hati meminta nasihat untuk program besarnya. Negara punya komponen yang diberikan undang-undang, artinya sudah punya tim khusus mengelola asetnya.

Apakah ini soal moral atau mental yang kurang? Bagi saya, moralnya juga bisa salah karena sikapnya yang transaksional. Bisa juga dari tabiat sementara manusia yang tidak normal. Turun menurun ada. begitu sih. (**)

Pandeglang, 22 Agustus 2023   01.53

Posting Komentar

0 Komentar