Cita Bukan Sekadar Cita-cita

Ilustrasi cita adalah sikap, bukan sekadar kata. (Diambil di Podcast Bang Dedy Corbuzier)
 

Raih cita-cita bukan dikejar-kejar, karena ia bukan sesuatu yang pernah kamu miliki. Bisa saja cita adalah apa yang ditawarkan tapi kamu tolak atas "tidak setuju" atau "disepelekan" olehmu.

Cita-cita tidak selalu soal uang, jabatan atau karir cemerlang. Cita-cita barangkali jalan hidup yang buatmu nyaman dan merasa menjadi manusia. Bukankah hari ini, kita melihat banyak manusia yang tidak lagi selayaknya manusia.

Siapa mereka? Mungkin saja kita yang merasa paling sempurna dan merasa layak mempermalukan orang lain yang kita anggap rendah. Atau mereka yang diam-diam suka ke kita, kita tak mau tahu dan mungkin tak tahu, melakukan yang "sekalipun salah". demi rasa tetap dilakukan. Itu tidak manusiawi.

Kenapa? Demi rasa suka menyakiti demi persaingan. Pada hal suka adalah soal kerelaan. Manusiawi menyikapi perasaan, kalau mau, jalani dengan kesungguhan. Kalau tidak, terima dengan kesadaran.

Itulah cita-cita, saat kita mampu memposisikan diri kita di sikap yang terjaga dengan kenyataan. Saat kita dicaci dan direndahkan, pikirkan alasan kenapa dibegitukan, jangan cari pembenaran pada diri lantas dibaperi. Dengan begitu kita akan berpikir positif daripada sekedar mencaci balik.

Cita-cita soal sikap kita, apa yang kita hadapi dan terima, tidak langsung lari dari masalah. Masalah tak akan pergi, karena ia bukan masa lalu. Ia adalah hari yang menentukan masa depan kita. Pahamilah ini, ya?

Lagian sebagai orang beriman cita-cita yang sempurna jika tujuannya ikhlas dan demi ridha akan aturannya. Taat dulu baru mikir cita-cita. Ibadah dulu baru berharap surga. Biar sadar diri. Hihi. (***)

Pandeglang, 12  September 2023   17.57

Posting Komentar

0 Komentar