Awal September dan Yang Lalu

Kenangan di awal September. (Sumber Pixabay. Com)

September ini kenangan. Kenapa aku bilang begitu? Karena di bulan ini ada nama yang lalu pernah singgah di hati, itu beralawan seperti nama bulan. Hidup kadang tentang kenangan, kadang pahit dan kadang manis. 

Menyoal awal bulan, aku ingin sedikit mengutip pengalaman berbicara tentang masa lalu itu, kalau kebetulan pembaca punya pasangan. Sudah banyak hubungan karena salah paham tentang masa lalu, yang lalu katanya sudah berlalu. Anehnya, sering jadi keributan. Untuk apa?

Aku dengan Bu Guru tidak begitu, ya walau butuh proses memberi pemahaman. Tahu sendiri wanita punya mood yang kadang sulit di tebak. Masa lalu baginya adalah perbandingan. Dibandingkan itu tidak enak pun pernah membuat dia jengkel, marah, dan terbakar cemburu.

Celakanya, aku tidak sadar. Pas dia begitu, baru aku paham, wanita lebih peka tentang perasaan. Dia terbakar oleh rasanya, padahal aku tidak sedang menyalakan api di hatinya. Aku sedang membuka jendela hatiku, kalau di sini pernah di huni nama lain, siapa mereka dan kapan saja tepatnya.

Makin ke sini, Bu Guru paham, cinta adalah soal proses memahami pasangannya. Kekasihmu punya kekurangan, dia bukan super hero lahir di langit. Dia manusia biasa yang lahir dari rahim Emak-nya. Tugasnya untuk belajar memahami karakter nya seperti aku pun terus belajar memahaminya. 

Di fase ini, aku bersyukur, Bu Guru menjadi seorang yang ingin dan memberi percaya itu. Masa lalu itu kenangan, tidak lagi harus merusak apa yang sekarang tunbuh dan meruntuhkan bangunan yang kami tata. Biarkan ia ada tapi untuk dilihat saja.

Untuk itu, bagi pembaca yang punya kisah masa lalu dengan seseorang, ya sudah toh, nikmati saja ceritanya. Bukan lagi di ulangi kalau sudah memiliki yang pasti. Jangan terjebak nostalgia yang entah itu akan berefek baik atau justeru buruk.

Di awal September ini, aku sudah berdamai dengan masa lalu dan aku ingin memeluk masa kini untuk menyongsong hari depan. Padanya aku sering bisikkan, jangan takut mencoba berkomitmen dan berusaha mewarnai dunia. Kita toh tengah ikhtiar, takdir tetap saja Allah yang Maha Tahu.

Jangankan yang belum, yang sudah menikah punya segalanya saja kadang terpisah oleh takdir Allah. Tidak usah cemas untuk kecemasan yang berlebihan. Itu sih pikiranku. Gimana versi pembaca? (***)

Pandeglang, 1-2 September 2023    01.33

Posting Komentar

0 Komentar