Resensi Buku Cinta & Seks Rumah Tangga Muslim: Ternyata Seks Butuh Ilmu

Seks ternyata ada ilmunya. Pendidikan seks mungkin bisa penting untuk orang dan keadaan tertentu. (Dokumentasi Pribadi)

Apa yang kamu tahu soal seks? Apa yang kamu inginkan saat menikah? Seperti apa hubungan yang aman, sehat dan dibenarkan agama? Apa seks selalu kotor dan tidak layak dibicarakan? Lantas seperti apa baiknya kita menyikapi masalah ini?

Jika itu yang buat kamu penasaran, tidak salahnya membaca buku ini. Buku yang ditulis oleh dr. Untung Sentosa, M.Kes dan Ustadz Aam Amiruddin, M.Si. Keduanya aktif di dunia dakwah dari kampus. Bisa dikatakan konsen di bidangnya.

Ada hal menarik di buku yang pertama kali diterbitkan Khazanah Intelektual, bulan Mei 2006 ini, di halaman 2  disebutkan bahwa di negara yang sudah terbuka pun soal seks di sebuah literatur sekitar 10-15% wanita tidak pernah mengalami orgasme (kepuasaan seksual) sama sekali, 10-15% lainnya mencapai orgasme dari masturbasi, dan hanya 30% mengalami orgasme dari sanggama.

Bahkan majalah Glamour Magazine menyebutkan dari 1.500 responden wanita, sekitar 55% -nya pernah berpura-pura orgasme. Sedangkan gangguan ereksi masalah yang sering di alami pria. 

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 52% pria berusia 40-70 tahun mengalami ganguan ereksi baik ringan, sedang dan berat. Selain dari itu 40% pria mengalami gangguan ejakulasi dini (orgasme terlalu cepat).

Anda tahu sebabnya karena apa?

Menurut Block dan Boseman setidaknya ada sembilan mitos atau pemahaman yang dianut masyarakat Eropa dan Amerika sehingga menghalangi mereka menikmati hubungan suami isteri. Mitos tersebut adalah:

 1. Seks dianggap jorok atau kotor;
 2. seks harus dialami dan spontan, seks tidak memerlukan pendidikan;
 3. ada cara untuk mencapai kepuasaan seksual bagi suami istri itu salah;
 4. seks memerlukan ereksi;
 5. seks sama dengan sanggama;
 6. seks harus berakhir dengan orgasme;
 7. pria selalu siap dan menginginkan sanggama;
 8. seks tanggungjawab suami maka istri harus pasif (pasrah);
 9. wanita yang tidak menyenangi seks adalah wanita tidak baik. Misalnya pelacur.

Ini pandangan di negara yang katanya maju, apalagi di negara yang berkembang yang mana mitos juga kepercayaan tertentu masih melekat. Wajar kemudian sekarang dunia tengah mengalami resesi seks yakni minat rendah terhadap aktivitas seksual. Yang cukup mengkhawatirkan adalah Jepang, di mana ancaman kepunahan penduduknya di depan mata karena warganya tidak mau kawin dan juga punya keturunan.


Lantas bagaimana di negeri tercinta?

Barang kali sama atau mungkin lebih buruk, hal itu bisa kita lihat dari angka perceraian tinggi juga fenomena pelecehan terhadap wanita yang sedihnya dilakukan oleh orang sekitarnya, orang yang seharusnya menjadi pelindungnya.

Buku ini mengajak kita mendalami sisi dunia seksual yang dianggap tabu itu. Dengan tebal 223 halaman. Terbagi lima bagian,

(1) Problematika Seksual; 
(2) Cinta, seks dan hubungan suami isteri;
(3) mengenal diri; 
(4) petunjuk praktis hubungan suami isteri;
(5) Gangguan Fungsi Seksual;
(6) permasalahan seputar pernikahan.

Buku ini bagian daripada seks dan senggama ternyata ada ilmunya. Islami care terhadap itu. Pendidikan seks perlu untuk siapa yang butuh adanya demi tercapai hubungan pasutri aman dan memuaskan. Segala sesuatu ada tempatnya, perihal seks pun harus begitu tidak boleh asal.

Terlebih pembahasan buku ini yang ringan dan tidak menggurui. Kita disuguhi persepektif agama dan ilmiah.
Adalah salah mencari pendidikan seks hanya melihat dari video blue yang pada akhirnya membentuk opini seks itu kotor.

Sebagai penutup saya hadirkan cerita yang terjadi di masa Nabi yang saya kutip di halaman 8, isinya begini:

Aisyah radhiallahu anha meriwayatkan bahwa al-Haula, isteri Utsman bin Makhzum pernah mengunjungi dalam keadaan tidak stabil. Aisyah bertanya, "Ada apa ya Haulah, dandananmu kelihat berubah, rambutmu kusut masai, dan kamu tidak memakai wangi-wangian?".

Al-Haula menjawab, "Untuk apa aku berdandan dan bersisir, sudah lama suamiku tidak menggauli dan menyetubuhiku." Isteri Nabi sampai dibuat tertawa dengan jawaban al-Haula.

Saat itu, rasulullah saw., datang kemudian Aisyah menjelaskan, "ya rasulullah, aku bertanya kepada Haula keadaaannya dan dia mengatakan bahwa suaminya sudah lama tidak mencumbunya."

Rasulullah marah lalu menyuruh orang untuk memanggil suami Haula. Beliau katakan, "kenapa demikian, ya Utsman?"

Utsman bin Makhzun menjawab, "Aku tidak memedulikannya karena ingin tekun dalam beribadah dan aku berpikir untuk sama sekali menjauhi wanita dalam sisa umurku ini. Kalau engkau mengijinkan ya rasulallah, aku akan menyakiti diriku."

Rasulullah saw., berkata," Aku perintahkan kamu untuk segera pulang dan gauli isterimu!"

Utsman menjawab, "Tapi aku sedang puasa, ya rasulallah."

Beliau berkata," kalau begitu batalkan puasamu."

Utsman lalu pergi dan menggauli isterinya. Rasulullah berangkat menuju masjid dan berkata, "Mengapa ada orang yang mengharamkan wanita, makanan, dan tidur. Aku sendiri tidur dan salat, aku juga berpuasa, dan aku bercampur dengan wanita. Barangsiapa yang berpaling dari sunahku, tidak termasuk golonganku."

Keesokkan harinya, al-Haula datang mengunjungi Aisyah radiallahu anha, tetapi dengan keadaan bercelak, menyisir rambutnya, dan memakai wangi-wangian.

Aisyah tertawa dan berkata, "Ada apa ya Haula?"

Dia menjawab, "Kemarin suamiku telah menggauliku."

Oleh karena itu, sebagai penjelas, seks yang sehat itu bersama dia yang halal dan sudah siap keduanya membangun kepercayaan. Tidak hanya dikuasai satu orang. Terpenting niatnya baik dan tujuannya bersyukur atas nikmat Allah. Paham?  (***)

Pandeglang, 11 Oktober 2023   17.00

Posting Komentar

0 Komentar