Kelesuan Ekonomi Yang Buat Galau

Lesunya ekonomi tidak selalu alamat hidup kita pun lesu tanpa mimpi. (Pixabay. com)

Kebanyakan pelaku usaha yang aku temukan hampir semua berkata, mereka galau dengan kondisi pergerakan laju ekonomi sekarang. kebutuhan yang makin menumpuk di saat yang sama pendapat terasa menyusut. Belum lagi persaingan sana-sini. Belum merebaknya penjualan online yang menggerus harga pasaran. 

Kelesuan itu bisa kita lihat dari laporan berita yang mengabarkan banyak toko-toko di pasar Tanah Abang tutup dan kemungkin sementara banyak diambang kebangkrutan nyata. Rasa cemas itu dirasakan pula tidak sedikit pedagang di kota kami Pandeglang, pengunjung yang makin transparan dan kebutuhan tak sebanding pendapatan.

Rasanya kok putran roda ekonomi terasa seret. Hal itu kadang membuat greget dan kesal. Mungkin ini gara-gara pemerintah sekarang, banyak membangun insfratruktur dengan uang yang minus. Ada juga yang bilang pejabat kita yang doyan menumpuk kekayaan pribadi tanpa peduli warganya yang masih pusing memikirkan harga beras.

Ada juga yang bilang salah warganya yang tidak kritis dan tidak mau kerja keras, ya begini adanya. Ada pula yang bersuara tawakal, ini karena dosa-dosa rakyat yang kurang ibadahnya dan kurang syukurnya.

Silahkan saja pembaca cari alasannya.

Aku sendiri merasakan pengaruh kelesuan itu. Bagiku poinnya bukan itu sih, bagaimana sebaiknya menyikapi masalah ekonomi itu. Apa kita akan tetap optimis menghadapi masalah itu? Apa kita akan cemas dan terus mencari kambing hitam atas ekonomi kita yang seret? Apa justeru kita akan apatis saja, diam tak mau melakukan apa-apa. 

Aku sendiri akan berusaha memperbaiki kualitas ekonomi keluarga semampu yang aku bisa dengan tidak bersandar pada kebijak politik dan belas kasihan orang. Sebab, masalah kita adalah masalah diri sendiri. Hadapi itu dengan cara yang kita bisa.

Ada pun soal kebijakan politik, pelesuan ekonomi karena dinamika dunia perbankan dan sebagainya, biarlah urusan mereka yang berkepentingan. Kita bicara semampu kita, selebihnya banyak kerja dan usaha. Tidak lupa, awali doa dan akhiri dengan doa pula. Bila perlu adakan inovasi biar update.

Selebihnya, hanya Allah yang tahu takdir hamba-Nya. Tugas kita ibadah sesuai medan garapan. Kalau kamu guru, jadilah guru yang teladan. Kalau kamu pejabat, jadilah yang amanah. Kalau kamu pedagang, jadilah yang baik.

Kalau kamu selebriti, jadilah figur yang menginspirasi. Intinya, lakukan apa yang bisa lakukan, tidak cukup bicara saja. Itu saja. (**)

Pandeglang, 5 Oktober 2023    13.14

Posting Komentar

0 Komentar