Kemarin, Presma Untirta Kalah 9:0 oleh Presma UIN di Rumah Dunia

Presiden Rumah Dunia, Kang Salam didaulat
menjadi pembicara menggantikan Presma Untirta yang entah. (Sumber Pribadi)

Di acara 'Gonjlengan Wacana' yang mengusung dialog interaktif menilik kemajuan Banten,  kemarin, 27 Oktober 2023 di Rumah Dunia, tidak seperti yang dibayangkan. Sedianya, dipikiran saya, 2 Presma kampus unggulan di Banten ini (baca: UIN dan Untirta) bakal menggemparkan warga Ciloang dan tamu undangan yang kebanyakan pegiat literasi di Banten.

Siapa nyana, Presma Untira hilang tanpa jejak. Di awal acara sampai akhir acara setelah terus diminta kepastian hadir, baru nongol di WhatsApp dengan kata, "Maaf, saya lagi sama rektor," kalau tidak salah begitu isinya.

Pak Firman yang hadir di sana langsung menimpali, "sekalian saja sama rektor-nya suruh ke sini. Ini undangan masyarakat, warga sini, bukan hanya Rumah Dunia," jengkel Pak Firman yang juga dosen di Untirta lebih dari 15 tahun.

Kontan saja itu disambut tepuk tangan juga teriakan sebagian yang hadir. Kami pun memahami kejengkelan mantan presiden Rumah Dunia itu, bagaimana pun secara etika dan moral sikap Presma Untirta tidak sopan. Kami pun agak heran pula bercampur aduk.

Bisa kok tak hadir, iki piye?

Saya jauh-jauh dari Pandeglang, misalnya, sengaja hadir dan gabung menjadi panitia, semata-mata ingin tahu seperti apa gagasan dan ide besar dari dua pejabat eksekutif di kampusnya ini. Tapi ya sudah, tidak hanya bubur, rebus ubi pun sudah matang. Mau apalagi.

Acara pun tetap berlanjut dengan memberi panggung kepada sohibul wilayah, itulah Kang Salam sebagai pembicara kedua. Beliau Presiden Rumah Dunia dan alumni Untirta juga. Kak Erni sebagai moderator yang kocak. Kursi lain ada Presma UIN, itulah Kang Wildan.

Kalau boleh jujur, gak ada gagasan dan ide baru yang saya tangkap dari Kang Wildan. Bagi saya kok terkesan muter-muter. Apa yang dikatakan lebih kepada "mem-branding diri sendiri" sehingga kehilangan fokus.

Kalau kata Kang Rohman, minim gagasan. Dari artikel yang dikirim ke Panitia hanya banyak kutipan saja. Sedang masalah sentral dan solusinya tidak ditemukan.

"Saya mah pengen menguliti pemikirannya. Presiden loh ini," ujarnya di sela-sela merebus ubi untuk suguhan peserta yang ada.

Gagasan itu justeru saya ketemukan dari Kang Salam. Mengutip pernyataan dari salah satu pendiri Banten katanya, kita tidak punya pemimpin. Kita sibuk membangun Banten tapi tidak punya pemimpin yang dipersiapakan.

Begitupula dalam konteks Indonesia. Kita sama-sama memperjuangkan kemerdekaan tapi tidak tahu siapa tokoh yang tepat pemangku kekuasaan. Seterusnya begitu. Wajar kemudian "pemimpin sekarang" kurang konsisten menggebrak perubahan.

Padahal pemimpin adalah mereka yang punya kepekaan sosial tinggi. Fasih bicara tapi di saat yang sama amanah dengan ucapannya. Terus berusaha merekonstruksi keadaan agar ada solusi, bukan sekedar basa-basi!

Oleh kaena itu, cukup disayangkan kenapa Presma Untirta tidak bisa hadir dengan alasan yang tekesan dibuat-buat. Sedang jauh-jauh hari sudah memastikan bakal hadir. Pamflet sudah tersrebar. Tamu menunggu. Senior RD sudah menanti.

Lepas dari itu, Presma UIN patut diapresiasi. Berani hadir dengan percaya diri. Dan tidak berlebihan, setuju kepada Pak Fiman," 9 untuk Presma UIN dan 0 untuk Presma Untirta." Maksudnya apa? Kalah sebelum bertanding. (***)

Pandeglang, 28 Oktober 2023   23.21r

Posting Komentar

0 Komentar