Agak mengecewakan memang, sudah ngebut dengan waktu mepet. Antri pula sebab ada perbaikan jalan di Baros. Salip kiri-kanan, macam si Boy kurang makan. Pakai jurus melipat waktu pula.
Qodarullah, Kang Ade tidak bisa hadir. Jadilah kami di kelas tadi diskusi dengan aku sisa lelah pulang dari Pasar. Tadinya ada firasat sih agak malas ke RD, tapi ya gimana ditantang soal komitmen, malu dong.
Pada akhirnya begitu, belajar tidak boleh bergantung pada pengajar. Di mana saja bisa dan mampu mengisi kekosongan. Begitu lah upaya kami lakukan dipandu Kang Fajri.
Di obrolan tadi aku menemukan poin, di antaranya bagi penulis tidak cukup menulis saja. Penulis harus berdiri dari data. Gaya bahasa. Pandai memilih diksi. Perlu pula komunitas sebagai ruang membentuk karakternya.
Lebih dari itu, aku sempat ditawari jua berkunjung ke Baduy. Tiga hari. Nanti ada rombongan dari Jakarta. Ada juga tawaran kepanitiaan untuk seminar Nasional dari Perpustakaan nasional di Rumah Dunia nanti, 28 November 2023.
Semua belum aku jawab, bukan tidak mau tapi aktifitas harian yang serasa menumpuk jadi perhatian. Pas aku diskusikan dengan Emak tidak boleh khusus ke Baduy, soalnya tiga hari. Bertanya ke si Manis, jawabnya sama dengan Emak. Ya sudah toh.
Meski pun begitu aku menemukan buku Roy Kyoshi. Motivator kelas dunia yang banyak diikuti gagasan cemerlangnya. Aku ambil dua buku yang cukup tebal.
Singkatnya, siang di Rumah Dunia ada mendung selain karena langitnya, pematerinya ikut pula memicingkan sesal. Ah sudahlah, malam makin pekat nampaknya mimpi menanti untuk merapat. (***)
Pandeglang, 11 November 2023 23.09
0 Komentar
Menyapa Penulis