Awal Desember 2023

 (Sumber Pixabay. com)

Purnama telah berada di ujungnya, kita pun merenungkan, sisa-sisa napas panjang. Tapi akhir bulan ini emosiku tidak stabil. Aku merasa tertekan dengan aktivitas, mimpi, kehendak dan harapan. Jalanku seprti terseok.

Aku tidak mau mengaku baik-baik saja. Sikapku sedang tidak baik. Kalau disebabkan kenapa mungkin karena aku saja kurang mampu mengelola jiwaku. Tidak usah mencari kesalahn di luar.

Dari kemarin mudah sekali terlecut marah. Melemahkan sekali. Ada saat di mana aku ingin didengarkan tapi keburu jengkel dulu. Wajar kemudian dewasa ini istilah kesehatan mental menjadi pembicaraan khalayak.

Di mana-mana banyak orang stres, putus asa dan hal paling mengerikan adalah depresi. Depresi penyebab angka bunuh diri tinggi dan sakit jiwa berkelanjutan. Misalnya kasus mahasiswa kedokteran hewan di Surabaya yang mengakhiri hidupnya di dalam mobil.

Atau mahasiswa yang lompat di lantai mall yang cukup tinggi, meninggal di tempat. Ada juga sepasang sejoli mati menenggak racun, tak lama mati berdua. Kasus di atas di antara banyak kasus depresi yang menjadi perhatian banyak pihak.

Kita pun menyimpulkan karena iman dan ibadah yang lemah. Bisa benar, bisa jua kurang tepat. Tetapi saya lebih mengarah pada pemahaman yang kurang terhadap kesehatan jiwa sehingga berefek pada kecemasannya sendiri. 

Oleh karena itu, jangan merasa sempurna dan ingin diihat sempurna. Jadilah dirimu yang siap menerima kesalahan, mau memperbaiki dan menjadi dirimu.

Emosi itu tidak salah. Marah tidak apa-apa selama sesuai kadar yang normal.  Kuncinya, sejauh mana kita mau mengelolanya. Bukan mencari sebab di luar dan lupa memahami karakter kita.

Pada akhirnya, bumi terasa sempit bagi mereka yang jiwanya rapuh. Dan terasa luas bag siapa yang mau menerima takdirnya dan menghadapi apapun kenyataannya. (***)

Pandeglang, 1 Desember 2023  08.48

Posting Komentar

0 Komentar