Analisis Sederhana Soal Ide Bisnis Emak

Saat Emak menjamu langganan, para bocil yang tengah kumpul. (Dokumentasi Pribadi)

Pikiran Emak kadang sulit di tebak. Kalau istilah orang sekarang--- mungkin keluar dari of the box. Misalnya ide bisnis keluarga, itu hampir dari Emak. Tidak hanya ide, Emak juga paham bagaimana mengaplikasikannya. Jadi, tidak sekedar bicara tanpa aksi.

Saat pertama berencana membuka warung, keputusan Emak banyak ditentang. Memang sudah menajadi kebiasaan di keluarga kami kalau melakukan sesuatu biasanya mendiskusikan. Di mana letak plus minusnya, seperti apa tantangannya, dan bagaimama solusi bila terjadi hal yang diharapkan.

Seperti itulah Emak, kalau punya keinginan harus terjadi bagaimana pun resikonya. Kemauan Emak tegas, setegas tekadnya. Begitupula kalau menolak sesuatu akan sulit mengubah itu. Terjadilah apa yang diinginkan Emak, meski pun awalnya agak tak enak hati. Tidak jauh dari rumah kami memang sudah lebih dulu warung, hanya ya begitu, kurang komplit dan pelayanannya minus.

Berangkat dari sana dan hal lain yang tak perlu jelaskan di sini, di mulai sya'ban tahun kemarin Emak mulai berjualan di dapur. Kok di dapur? Namanya coba-coba ya, kalau gagal kan enggak malu benar. Emak ingin melihat daya tarik pasarnya dulu, jadi katakan rugi, ya masih bisa diminimalisir.

Alhamdulillah kian hari sedikit demi sedikit ada perkembangan. Ditambah inovasi juga refleksi pembeli yang cukup baik menambah kepercayaan Emak. Apa yang konsumen butuhkan, kalau tak ada misalnya, dicatat dan besoknya disediakan. Begitu seterusnya. Ujian dan tantangan silih berganti datang, sejauh ini alhamdulillah bisa dihadapi.

Sebagai anak aku pasti bangga. Tapi lebih dari itu aku memang melihat ide brilian Emak anugerah untuk kami. Bagaimana pun, meskipun secara pendidikan Emak hanya lulusan SD tapi soal ide segar dan gagasan bisnis kadang buat kami aneh. Kalau kami anaknya pandai berteori tapi miskin aktualiasi sedangkan Emak, ya teori, ya aplikasinya.

Kalau kami fokusnya hanya di modal dan tempat yang bagus, sedangkan Emak, yang penting gerak dan lakukan sekecil apapun. Tidak fokus ke ego juga mengedepankan rasa malu untuk belajar. Teknik sederhana tapi mampu membuat Emak soal aktualisasi hal terpenting. Kalau pun gagal, ya sudah, yang penting sudah mencoba.

Dari sini aku memahami, kalau ada orang yang bilang cari kerja sekarang mah sulit dan harus punya ijazah serta suap sana-sini; itu tidak berlaku bagi Emak. Bagi Emak, orang yang bicara begitu atau berpikir seperti itu hanya mereka yang INGIN ENAK dan MENTALNYA LEMAH.

Ini seperti yang yang disindir Robert T. Kiyosaki di buku Rich Dad's Guide To Investasi, bahwa di kita kalau mau terjun ke investasi atau bisnis maka yang diharapkan itu: Aman, Nyaman dan Kaya. Kita lebih mengutamakan aman dari semua langkah bisnis kita, padahal kata ayah kaya-- begitu katanya Robert, itu kurang tepat.

Dengan memilih aman atau nyaman seolah kita takut resiko. Padahal kesuksesan dan keberhasilan proses kita memahami kegagalan demi kegagalan dengan baik. Bukan malah menjauh dan takut dengan itu. Kalau kita ingin bisnis atau usaha kita besar maka prinsip "kaya" harus didahulukan dari  semuanya. Berawal bermental kaya pastinya.

Itulah kenapa Bob Sadino dengan "teori goblog-nya" sering mengejek bahwa untuk menjadi pebisnis itu tak harus sekolah, cukup modal goblog. Lah kok bisa? Tentu bisa, karena orang goblog kalau bisnis gak banyak berpikir tapi langsung praktek. Menghadapi resiko dan tantangan nanti belajar  dari kegagalan.

Sedangkan orang pintar atau sekolahan biasanya belajar dulu, takut gagal. Dari rasa takut ini kadang hanya berpikir dan malas bertindak. Itulah kenapa-kenapa, orang bodoh lebih nekat daripada pintar maka kesuksesan pun lebih dekat pada orang bodoh yang mau terus belajar. Bukan mereka yang pintar tapi takut gagal.

Oleh karenanya, peluang usaha dan lowongan kerja sebenarnya selalu terbuka di mana saja. Cari kerja itu tidak sulit, yang sulit itu kalau kita lebih mendahulukan gengsi daripada mencoba dari hal sederhana. 

Kita lebih sering berharap dipuji orang daripada merenungkan kegagalan kita untuk terus dperbaiki. Wajar saja kita tidak sukses dari bisnis, itu karena berangkat dari prinsip dasar yang lemah. Saya pikir, inilah prinsip Emak yang sepertinya rahasia ide bisnis Emak yang pantas ditiru, terkhusus anaknya; meski ibu rumah tangga biasa tapi bisnis adalah soal kita siap, bukan sekedar berharap. (***)

Pandeglang, 14 Desember 2023    12.54

Posting Komentar

0 Komentar